JAKARTA, Cobisnis.com – Banyak kucing domestik menunjukkan ketakutan terhadap air. Fenomena ini bukan kebetulan, melainkan hasil kombinasi faktor evolusi, fisiologi, dan pengalaman individu.
Kucing domestik berasal dari wilayah gurun, sehingga secara alami jarang bersentuhan dengan air dalam jumlah besar. Kebiasaan ini diwariskan turun-temurun, membuat mereka cenderung enggan basah kuyup.
Bulu kucing juga menjadi faktor utama. Bulu yang basah menjadi berat dan sulit dikeringkan, membuat kucing merasa tidak nyaman dan kehilangan keseimbangan.
Selain itu, kucing memiliki sensitivitas suhu tinggi. Tubuh yang basah dapat cepat menurunkan suhu mereka, sehingga refleks menghindari air muncul sebagai mekanisme perlindungan.
Indera penciuman dan sentuhan kucing sangat sensitif. Air yang menetes di tubuh bisa mengganggu sistem sensorik, membuat mereka merasa asing dan waspada.
Pengalaman negatif juga memengaruhi perilaku ini. Kucing yang pernah dipaksa mandi atau terkena air secara mengejutkan cenderung mengasosiasikan air dengan stres.
Meski demikian, tidak semua kucing takut air. Jenis seperti Maine Coon, Turkish Van, dan Bengal justru bisa menikmati air karena mereka lebih terbiasa atau memiliki bulu yang lebih tahan air.
Perilaku takut air juga menunjukkan bahwa kucing adalah hewan yang sangat memperhatikan kenyamanan dan keamanan tubuhnya. Pemilik hewan disarankan untuk tidak memaksakan kucing mandi jika tidak perlu.
Pemahaman terhadap perilaku ini penting untuk kesejahteraan hewan peliharaan. Menghormati batasan alami kucing membantu mengurangi stres dan menjaga kesehatan mental mereka.
Secara keseluruhan, ketakutan kucing terhadap air adalah hasil kombinasi evolusi, fisiologi, dan pengalaman, bukan sekadar perilaku lucu semata.














