Cobisnis.com – Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan penambahan 4 smelter baru di tahun 2021. Dengan demikian, total jumlah smelter terpasang dan beroperasi di Indonesia akan mencapai 23 smelter.
Saat ini, jumlah smelter yang sudah terpasang dan beroperasi dari tahun 2019 hingga 2020, sebanyak 19 smelter.
Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengatakan pembangunan empat smelter tahun ini untuk mengejar target pembangunan smelter terpasang dan beroperasi di 2024, yang mencapai 53 smelter.
“Pembangunan smelter ini sebagai tindak lanjut dari kewajiban undang-undang,” kata Ridwan di Jakarta, Kamis (21 Januari 2021).
“Kalau dulu sering dikatakan, kita menjual Tanah Air sudah tidak boleh lagi, sehingga semua mineral yang ada harus diolah murnikan di dalam. Ini adalah amanat undang-undang. Dan pemerintah berusaha keras untuk itu,” ujarnya.
Sementara itu, hingga semester satu 2020, total investasi untuk pembangunan smelter mencapai USD 12,06 miliar. Pembangunan smelter ini ditargetkan pada 2021 akan bertambah sebesar USD 2,2 miliar, dan meningkat USD 4,8 miliar di tahun 2022.
Pandemi Covid-19 sepanjang 2020 membuat sejumlah pembangunan smelter harus tertunda dan disesuaikan oleh seluruh badan usaha. Meski demikian, pembangunan smelter tetap akan berlanjut, sesuai dengan progres target 53 smelter di 2024.
Sebagai informasi, smelter merupakan bagian dari proses sebuah produksi, mineral yang ditambang dari alam, biasanya masih tercampur dengan kotoran yaitu material bawaan yang tidak diinginkan. Material bawaan tersebut harus dibersihkan dan juga harus dimurnikan pada smelter.
Smelter sendiri adalah sebuah fasilitas pengolahan hasil tambang yang berfungsi meningkatkan kandungan logam seperti timah, nikel, tembaga, emas, dan perak hingga mencapai tingkat yang memenuhi standar sebagai bahan baku produk akhir. Proses tersebut meliputi pembersihan mineral logam dari pengotor dan pemurnian.