JAKARTA, Cobisnis.com – Industri makanan dan minuman (Mamin) Indonesia memiliki potensi pertumbuhan besar karena didukung oleh sumber daya alam yang berlimpah dan permintaan domestik terus meningkat.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, bahwa pascapandemi COVID-19, industri makanan dan minuman mampu tumbuh sebesar 5,82 persen pada triwulan III-2024.
“Di atas pertumbuhan PDB industri pengolahan nonmigas yang juga tumbuh sebesar 4,84 persen dan PDB nasional sebesar 4,95 persen,” ujar Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza dalam agenda kunjungan ke PT Nestle Indonesia Unit Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur, Kamis, 5 Desember.
Diketahui, kunjungan Wamenperin ke PT Nestle Indonesia Unit Kejayan bersama para mahasiswa ini merupakan rangkaian kegiatan Industrial Festival 2024 yang digelar Kemenperin di Surabaya pada 4-5 Desember.
Pada periode yang sama, Faisol bilang, industri makanan dan minuman turut berkontribusi sebesar 40,17 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas.
“Sehingga, menjadikannya sebagai subsektor dengan kontribusi PDB terbesar,” ucapnya.
Sementara itu, sampai dengan Oktober 2024, ekspor industri makanan dan minuman mampu mencapai 33,38 miliar dolar AS (termasuk minyak kelapa sawit).
Sehingga industri ini berkontribusi 20,93 persen terhadap ekspor industri pengolahan nonmigas sebesar 159,45 miliar dolar AS.
Di sisi lain, lanjut Faisol, industri Mamin ini juga mampu menarik investasi sebesar Rp26,09 triliun sampai dengan triwulan II-2024 dengan nilai investasi PMA sebesar 895,7 juta dolar AS dan investasi PMDN sebesar Rp16,79 triliun.
Faisal berharap, agar PT Nestle Indonesia dapat memperkuat kontribusinya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional serta dapat menyiapkan masyarakat Indonesia yang sehat dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Melalui kunjungan ini juga diharapkan dapat memberikan peserta kesempatan untuk melihat langsung sebagian proses produksi, mendengar cerita di balik inovasi produk dan berinteraksi langsung dengan pelaku industri,” pungkas Faisal.