JAKARTA, Cobisnis.com – Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu menyampaikan optimisme terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia pada paruh kedua tahun 2025.
Ia menyampaikan salah satu faktor pendorongnya adalah keberhasilan negosiasi tarif impor dengan Amerika Serikat menjadi 19 persen.
“Pertumbuhan ekonomi, terutama dengan adanya Trump tarif yang kita negosiasinya berhasil dari 32 persen turun ke 19 persen kita melihat di paruh kedua ekspor kita akan cukup lebih resilient sehingga kita melihat peluang pertumbuhan ekonomi akan menuju ke sekitar 5 persen,” ujar Febrio kepada awak media saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin, 21 Juli.
Ia menambahkan bahwa momentum ini membuka peluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih cepat, lantara keberhasilan tim negosiasi menghasilkan kesepakatan yang relatif lebih baik dibandingkan banyak negara lain.
Di sisi lain, Febrio juga menyoroti perkembangan penting dalam kerja sama antara Indonesia dan Uni Eropa melalui Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (EU–CEPA) dimana setelah proses negosiasi selama 10 tahun, akhirnya tercapai kesepakatan.
“Dengan Pak Presiden (Prabowo Subianto) langsung bertemu kemarin di sana itu menjadi deal yang sangat historical juga, sudah 10 tahun perjanjiannya akhirnya kita bisa deal dan itu akan membawa bukan hanya perdagangan tetapi juga arus investasi ke Indonesia dari Uni Eropa jadi ini adalah momentum yang akan kita gunakan untuk paruh kedua dari tahun 2025 ini,” katanya.
Febrio menjelaskan bahwa ekspor Indonesia ke Uni Eropa selama ini didominasi oleh produk sumber daya alam, salah satunya kelapa sawit dan melalui kesepakatan dengan CEPA, Indonesia kini dapat meningkatkan volume ekspor sawit ke pasar Eropa, yang diharapkan menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekspor nasional.
Sementara itu, ia menyampaikan untuk pasar Amerika Serikat, produk utama ekspor Indonesia adalah peralatan elektronik seperti electronic routers dan berharap tren ekspor ke AS terus berlanjut.
Selain itu, ia menambahkan sektor tekstil, alas kaki, dan furniture juga menunjukkan pertumbuhan ekspor dua digit pada paruh pertama 2025, dan tren ini diharapkan terus berlanjut pada paruh kedua.
“Teman-teman pelaku usaha juga sangat menyambut baik tarif yang lebih rendah dibandingkan banyak negara lain tersebut sehingga ekspor yang sudah berjalan double digit di paruh pertama pertumbuhannya ke Amerika itu kita harapkan bisa berlanjut di paruh kedua 2025 ini. Jadi ini berita yang sangat positif, kita berharap kita bisa menggunakan momentum ini,” pungkasnya.














