JAKARTA, Cobisnis.com – Kasus cacar monyet, atau yang lebih dikenal sebagai monkeypox, terus bertambah di Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan bahwa hingga hari ini, Kamis (2/11/2023), telah terjadi 30 kasus cacar monyet, meningkat dari 27 kasus pada Selasa (31/10/2023). Informasi ini disampaikan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, kepada Kompas.com pada Kamis (2/11/2023).
Cacar monyet merupakan sebuah infeksi virus yang dicirikan oleh munculnya bintil bernanah pada kulit. Penyakit ini pertama kali tercatat muncul di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970. Awalnya, gejala cacar monyet mirip dengan cacar air, yang ditandai oleh bintil berisi cairan. Namun, seiring perkembangan penyakit, bintil-bintil ini berubah menjadi bintil bernanah dan sering kali menimbulkan pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan.
Penyakit cacar monyet dapat menular antara manusia, meskipun sumber utamanya adalah hewan pengerat dan primata yang terinfeksi seperti tikus, monyet, atau tupai. Virus monkeypox adalah penyebab utama cacar monyet, termasuk dalam kelompok Orthopoxvirus. Virus ini awalnya menyebar dari hewan ke manusia melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, seperti monyet, tupai, atau tikus.
Penularan virus monkeypox juga bisa terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi. Penularan antarmanusia biasanya memerlukan kontak yang berlangsung dalam waktu yang cukup lama.
Gejala cacar monyet biasanya muncul dalam rentang waktu 5-21 hari setelah seseorang terpapar virus monkeypox. Gejala awalnya mirip dengan flu dan meliputi demam, kelelahan, menggigil, sakit kepala, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening, yang sering kali menyebabkan benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan. Setelah itu, ruam kulit akan muncul, dimulai dari wajah dan menyebar ke bagian tubuh lain seperti lengan atau tungkai. Ruam ini akan berkembang dari bintil berisi cairan hingga menjadi bernanah, lalu pecah dan membentuk kerak, meninggalkan luka terbuka di permukaan kulit.
Jika Anda mengalami gejala cacar monyet, seperti munculnya bintil berair yang berubah menjadi bernanah, terutama jika Anda memiliki riwayat kontak dengan hewan seperti monyet atau tupai, atau jika Anda baru-baru ini bepergian ke daerah dengan kasus cacar monyet, segera konsultasikan diri ke dokter.
Diagnosis dan Pengobatan Pada tahap awal, dokter akan memeriksa gejala dan jenis ruam yang muncul. Dokter juga akan menanyakan riwayat perjalanan Anda, terutama jika Anda baru-baru ini mengunjungi daerah yang dilaporkan memiliki kasus cacar monyet. Diagnosis cacar monyet seringkali memerlukan pemeriksaan darah, tes usap tenggorokan, dan dalam beberapa kasus, biopsi kulit dengan mengambil sampel jaringan kulit untuk dianalisis di bawah mikroskop.
Saat ini, belum ada pengobatan khusus untuk cacar monyet, dan penyakit ini biasanya sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2-4 minggu. Namun, vaksin cacar telah digunakan untuk mencegah penyebaran cacar monyet. Selain itu, beberapa negara telah menguji penggunaan tecovirimat untuk mengatasi cacar monyet, meskipun penggunaannya terbatas pada pasien dewasa dan anak dengan berat badan tertentu. Orang yang terinfeksi biasanya memerlukan perawatan di ruang isolasi medis untuk memantau perkembangan penyakit dan mencegah penularan.
Komplikasi dan Pencegahan Meskipun cacar monyet memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi, tetapi pada beberapa kasus, penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi yang serius, terutama pada anak-anak, individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, yang belum divaksinasi, atau yang tinggal di daerah dengan sanitasi yang buruk. Komplikasi yang mungkin timbul termasuk infeksi bakteri, infeksi paru-paru, radang otak, dan infeksi kornea.
Pencegahan utama cacar monyet adalah menghindari kontak langsung dengan hewan seperti monyet, tupai, atau pengerat, yang sering kali menjadi sumber penularan virus monkeypox. Selain itu, menjaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan dan menghindari berbagi alat makan dengan orang lain juga dapat membantu mencegah penularan. Di negara-negara yang memiliki risiko cacar monyet, vaksinasi cacar biasa (smallpox) biasanya diberikan kepada petugas medis yang berisiko tinggi. Jika Anda memiliki hewan peliharaan yang diduga terinfeksi, segera hubungi dokter hewan dan hindari kontak langsung dengan hewan tersebut dengan menggunakan perlindungan seperti sarung tangan dan masker.
Untuk memahami tanda dan gejala cacar monyet pada hewan peliharaan, perhatikan gejala seperti demam, batuk, mata merah, hidung berair, hilangnya nafsu makan, ruam, atau bintik merah pada kulit. Keselamatan dan kebersihan adalah kunci dalam pencegahan penularan cacar monyet.