JAKARTA, COBISNIS.COM – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut dari Mei hingga September 2024 adalah capaian yang positif.
Penurunan harga pangan menjadi faktor utama di balik deflasi tersebut. Pada September 2024, inflasi harga pangan bergejolak (volatile food) tercatat mengalami deflasi sebesar 1,34 persen secara bulanan, dengan inflasi tahunan turun dari 3,04 persen pada Agustus menjadi 1,43 persen.
Sri Mulyani menyebutkan bahwa deflasi ini penting bagi daya beli masyarakat, terutama kelompok menengah ke bawah, yang pengeluaran terbesarnya adalah untuk kebutuhan pangan.
Stabilitas harga pangan yang tercapai melalui deflasi tersebut membantu meringankan beban ekonomi masyarakat yang rentan. Hal ini mencerminkan keberhasilan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga di pasar.
Meski terjadi deflasi di sektor pangan, inflasi inti pada September 2024 masih tercatat sebesar 2,09 persen secara tahunan.
Sri Mulyani menilai ini sebagai indikasi bahwa permintaan masyarakat tetap tinggi, yang menunjukkan kondisi ekonomi yang sehat. Kenaikan harga emas dalam beberapa bulan terakhir juga turut mempengaruhi inflasi inti ini.
Untuk meringankan beban masyarakat, pemerintah telah berupaya memberikan bantuan sosial berupa bansos pangan, yang difokuskan kepada kelompok miskin dan rentan.
Bantuan tersebut diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat, sehingga stabilitas ekonomi tetap terjaga di tengah situasi global yang penuh tantangan.
Selain itu, pemerintah pusat juga memberikan insentif kepada pemerintah daerah yang berhasil mengendalikan inflasi di wilayahnya.
Insentif tersebut berupa Dana Insentif Daerah (DID) sebesar Rp 6-10 miliar, sebagai penghargaan atas upaya mereka dalam menjaga inflasi di level rendah dan mendukung kesejahteraan masyarakat setempat.
Deflasi yang terjadi selama lima bulan ini mengalami fluktuasi, di mana pada Mei 2024 tercatat sebesar 0,03 persen, meningkat pada Juni dan Juli masing-masing sebesar 0,08 persen dan 0,18 persen, lalu kembali turun menjadi 0,03 persen pada Agustus, sebelum melesat menjadi 0,12 persen pada September. Tren deflasi ini menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam mengelola stabilitas harga di pasar.