Cobisnis.com – Kementerian Perdagangan berkolaborasi dengan Kementerian Luar Negeri, Bank Indonesia (BI), dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) meluncurkan platform data kerja sama ekonomi bilateral terintegrasi Dashboard Japan Indonesia Partnership Lounge (JAIPONG). JAIPONG merupakan inovasi di sektor perdagangan, memanfaatkan teknologi digital yang diluncurkan secara virtual, Rabu (14/10/2020).
“Untuk terus menggerakkan sektor perdagangan, termasuk di masa pandemi ini, pemanfaatan teknologi sangat diperlukan. Kami optimis langkah-langkah kreatif yang dipadukan dengan teknologi digital mampu berkontribusi terhadap peningkatan ekspor,” ujar Menteri Perdagangan Agus Suparmanto.
Dashboard JAIPONG diharapkan dapat menjadi sebuah one stop hub guna menyajikan informasi komprehensif mengenai berbagai peluang kerja sama ekonomi Indonesia – Jepang. Melalui
JAIPONG, data-data yang ditampilkan disajikan secara Current, Reliable, Accurate, dan Timely (CRAT).
Dashboard JAIPONG dapat diakses melalui alamat https://www.dashboard.kbritokyo.jp/,
merupakan salah satu upaya menghadirkan inovasi dalam diplomasi ekonomi. Platform ini dikembangkan Kedutaan Besar RI (KBRI) Tokyo bekerja sama dengan Kantor Perwakilan Bank
Indonesia di Tokyo serta didukung Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, dan BKPM.
Kolaborasi ini merupakan salah satu upaya bersama mewujudkan visi Indonesia Incorporated melalui kolaborasi dan sinergi antar-instansi pemerintah dan pemangku kepentingan terkait.
Wamenlu Mahendra mengatakan di tengah krisis global akibat pandemi Covid-19, sangat penting bagi semua pihak agar dapat memanfaatkan situasi krisis sebagai katalis untuk mendorong
terobosan, termasuk inovasi dalam penggunaan teknologi digital guna menangkap peluang ekonomi.
“Penggunaan virtual tools sangat penting dalam menjembatani kebutuhan informasi para pelaku bisnis di Jepang terhadap kebijakan dan peluang investasi di Indonesia, sekaligus mendukung upaya pelaku bisnis Indonesia memasuki pasar Jepang,” jelas Wamenlu Mahendra.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan Pemerintah RI terus berkomitmen memfasilitasi investor Jepang di Indonesia secara end-to-end. BKPM, kata dia, secara serius menghadirkan berbagai kemudahan berusaha di Indonesia.
“Tidak hanya pada perizinan dan non-perizinan, tetapi juga dalam hal ketersediaan infrastruktur bagi perusahaan Jepang yang ingin mendiversifikasi pabrik ke Indonesia,” tegas Bahlil.
Digitalisasi Ekonomi
Gubernur BI Perry menyebut tiga kata kunci dalam memanfaatkan berbagai peluang dari perekonomian global dan semakin semaraknya digitalisasi bagi kepentingan perekonomian nasional. Tiga kata kunci itu adalah sinergi, transformasi, dan inovasi.
Peluncuran Dashboard JAIPONG merupakan bagian dari kegiatan Indonesia – Japan Virtual Business Forum (IJBF). Usai peluncuran Dashboard JAIPONG, kegiatan IJBF dilanjutkan dengan dua sesi, yaitu sesi promosi perdagangan dan sesi investasi terpadu secara paralel.
Sesi promosi perdagangan yang dibuka Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kasan, merupakan hasil kerja sama KBRI Tokyo dengan ASEAN Japan Centre (AJC) di Tokyo yang difokuskan pada upaya mendorong akses pasar bagi produk kopi Indonesia ke pasar Jepang.
Menurut rencana, kegiatan ini akan ditindaklanjuti dengan penjajakan kerja sama bisnis virtual melalui pemanfaatan momentum Virtual Trade Expo Indonesia pada November 2020 mendatang.
Sementara itu, sesi investasi difokuskan pada proyek investasi pengelolaan sampah yang diubah menjadi energi (waste-to-energy) dan menampilkan lima proyek investasi yang diusung empat pemerintah provinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan.
Daftar proyek investasi yang ditawarkan kepada investor Jepang dapat diakses melalui tautan: https://bit.ly/PPT_WasteToEnergyKBRITokyo.
Hubungan bilateral Indonesia – Jepang selama ini banyak dititikberatkan pada bidang ekonomi.
Jepang merupakan mitra strategis utama di bidang perdagangan dan negara asal investasi terbesar kedua di Indonesia. Periode Januari – Juli 2020, total perdagangan Indonesia – Jepang mencapai USD 14,62 miliar, dengan nilai ekspor Indonesia ke Jepang sebesar
USD 7,84 miliar dan impor sebesar USD 6,78 miliar.
Dengan demikian, Indonesia surplus sebesar USD 1,04 miliar. Komoditas ekspor Indonesia ke Jepang di antaranya batu bara, produk kayu, karet, tekstil, alas kaki, dan kertas. Sementara komoditas impor utama Indonesia dari Jepang di antaranya kendaraan bermotor, mesin, dan suku cadang.