JAKARTA, Cobisnis.com – Prospek ekonomi dunia mendapat sedikit angin segar setelah lembaga keuangan internasional Investec menaikkan proyeksi pertumbuhan global 2025. Lembaga tersebut memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia dapat mencapai sekitar 3,3 persen, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.
Kenaikan proyeksi ini dipengaruhi oleh pola perdagangan global yang semakin beragam. Banyak negara memilih mendiversifikasi mitra dagang mereka, sehingga ketergantungan pada satu pusat ekonomi utama mulai berkurang.
Diversifikasi perdagangan ini membantu meredam dampak dari kebijakan proteksionis Amerika Serikat. Meski AS menaikkan tarif impor hingga rata-rata 19–20 persen, negara lain mampu beradaptasi melalui jalur perdagangan baru.
Adaptasi dunia usaha terhadap tarif tinggi menjadi faktor penting. Perusahaan multinasional mengalihkan rantai pasok, menambah basis produksi di negara alternatif, hingga menjalin perjanjian bilateral untuk menjaga arus barang dan jasa.
Kebijakan tarif AS sebelumnya dikhawatirkan memicu perlambatan global lebih tajam. Namun, ketahanan negara berkembang dan ekonomi maju yang cepat beradaptasi membuat pertumbuhan tetap bertahan di atas 3 persen.
Meski begitu, pertumbuhan 3,3 persen masih lebih rendah dibanding dekade sebelum pandemi. Pada periode itu, rata-rata ekonomi global mampu mencatat ekspansi di kisaran 3,5 hingga 4 persen per tahun.
Kondisi ini menunjukkan dunia belum sepenuhnya pulih dari tekanan struktural. Faktor geopolitik, perubahan rantai pasok, dan ketidakpastian kebijakan moneter tetap menjadi tantangan jangka menengah.
Namun, proyeksi Investec memberikan optimisme bahwa resesi global bisa dihindari. Ekonomi dunia tampak mampu menyesuaikan diri dengan tantangan, meskipun biaya perdagangan dan produksi meningkat.
Pertumbuhan yang bertahan di atas 3 persen juga memberi ruang bagi negara berkembang untuk menarik investasi. Stabilitas ini penting untuk menjaga kepercayaan pasar dan memperkuat fundamental ekonomi domestik.
Secara keseluruhan, revisi proyeksi Investec menegaskan bahwa fleksibilitas dan diversifikasi menjadi kunci. Dunia bergerak menuju ekosistem perdagangan baru yang lebih tersebar, meski hambatan tarif tetap tinggi.














