Cobisnis.com – Untuk mempererat hubungan kerja sama antara Indonesia – United Arab Emirates (UAE), UEA akan mengembangkan beberapa proyek infrastruktur besar di Indonesia, termasuk resort pariwisata bernilai jutaan dolar di Aceh, provinsi semi-otonom di ujung barat laut Pulau Sumatera.
Dikutip Arabnews, Senin (8/3/2021), Serangkaian perjanjian bisnis ditandatangani oleh kedua negara selama kunjungan Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail Al-Mazroui di Jakarta pada hari Jumat kemarin.
Perjanjian tersebut merupakan bagian dari kesepakatan senilai USD22,9 miliar atau setara Rp327,47 triliun dengan kurs Rp14.300 yang ditandatangani selama kunjungan Presiden Joko Widodo di Abu Dhabi pada bulan Januari tahun lalu.
Kesepakatan investasi, yang juga mencakup energi, infrastruktur dan pertambangan, dipandang sebagai yang terbesar dalam sejarah Indonesia.
Proyek pengembangan resor pariwisata, yang menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan bernilai antara USD300 juta dan USD500 juta atau sekitar Rp4,3 triliun hingga Rp7,15 triliun yang diharapkan akan dimulai di kabupaten Aceh Singkil pada bulan Mei mendatang.
Aceh, provinsi semi-otonom di ujung barat laut Pulau Sumatera, merupakan satu-satunya wilayah di Indonesia yang mayoritas Muslim yang memberlakukan Syariah.
“Saya pikir dalam waktu dua bulan, kita bisa melihat kemajuan proyek ini di kawasan Singkil,” ujar Menko Marves Luhut Pandjaitan saat konferensi bersama dengan Al-Mazroui.
Al-Mazroui mengatakan bahwa beberapa pulau di lepas pantai utama Aceh telah diidentifikasi untuk resor tersebut. “Mudah-mudahan tim bisa merampungkannya dan selanjutnya kita akan melangkah ke tahap selanjutnya untuk mendapatkan kesepakatan yang pasti,” katanya.
Perjanjian proyek ini ditandatangani oleh Gubernur Aceh Nova Iriansyah dan Amine Abide, Direktur Eksekutif Murban Energy, sebuah perusahaan UEA yang portofolio investasinya mencakup pengembangan resor mewah di Maladewa dan Seychelles.
Menurut pernyataan Duta Besar RI untuk UEA, Husin Bagis, salah satu pertimbangan untuk mengembangkan proyek di Aceh adalah hanya berjarak lima jam dari UEA dengan menggunakan pesawat.
Di antara perjanjian yang ditandatangani di Jakarta, yang menurut Al-Mazroui merupakan tindak lanjut dari yang ditandatangani di Abu Dhabi tahun lalu, adalah kesepakatan USD1,2 miliar antara perusahaan logistik UEA Dubai Port (DP) World dan kelompok Maspion Indonesia untuk mengembangkan pelabuhan dan kawasan industri di Gresik, Jawa Timur. (Sumber Idxchanel.com)