Cobisnis.com – Kementerian BUMN RI selaku pemegang saham PT Len Industri (Persero) melakukan perubahan susunan anggota Dewan Komisaris PT Len Industri (Persero). Perubahan tersebut adalah Dean Arslan ditetapkan sebagai komisaris utama, Bambang Kusharto sebagai komisaris, Zuryati Simbolon sebagai komisaris, Rindoko Dahono sebagai komisaris independen, Helvi Yuni Moraza sebagai komisaris independen.
Kelima nama tersebut menggantikan posisi Leonardi sebagai komisaris utama, Jerry S.Justianto sebagai komisaris, Bin Nahadi sebagai komisaris, serta Wisnu Aji Nugroho sebagai komisaris independen yang telah habis masa baktinya per Juni 2020.
“Perusahaan sekarang memiliki 5 orang anggota dewan komisaris baru, dua di antaranya adalah komisaris independen. Kementerian BUMN baru saja melakukan perubahan dengan penambahan satu anggota dewan komisaris. Dewan komisaris selaku perpanjangan tangan pemegang saham dalam melakukan pengawasan, kini memiliki tugas berat untuk mengawal perseroan bangkit dari kondisi yang berat pada tahun 2020 lalu,” kata VP Sekretaris Perusahaan, Atini Hasanah, dalam siaran pers, Kamis (7 Januari 2021).
Pandemi Covid-19 memberikan dampak negatif secara global di semua sektor termasuk bagi PT Len Industri. Langkah utama yang akan dilakukan pada 2021 adalah melakukan restrukturisasi hutang untuk revitalisasi keuangan perusahaan, serta transformasi bisnis, operasional, digital, dan budaya untuk memperbesar profitabilitas, efisiensi operasi, produktifitas asset, dan pertumbuhan berkelanjutan.
“Pekerjaan besar tahun 2021 ini adalah bagaimana memperbaiki kinerja perusahaan agar meningkatkan profitabilitas dan efisiensi. Meski sebenarnya pada tahun 2020, Len Industri mampu meyelesaikan pekerjaan, proyek, dan mendelivery-nya tepat waktu,” jelas Atini.
PT Len Industri (Persero) adalah perusahaan BUMN yang berbasis teknologi dan bergerak dalam lini bisnis Elektronika Pertahanan, Energi dan Sistem Daya, Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT), Sistem Navigasi, serta Sistem Transportasi.
Bisnis PT Len Industri
Dari tahun 1991, Len Industri telah merealisasikan dan menjalankan bisnisnya sebagai manufaktur modul surya dan persinyalan, investor IPP PLTS (Independent Power Producer), O&M (Operation & Maintenance) dalam bidang perkeretaapian dan ICT, managed service di bidang ICT, consumer goods dalam penyediaan PLTS Rooftop (LenSolar), KPBU (Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha) dalam pembangunan Palapa Ring Paket Tengah, hingga kolaborasi kerjasama antar BUMN untuk pemanfaatan PLTS di kalangan BUMN, serta EPC (Engineering, Procurement, Construction) untuk kelima lini bisnis tersebut.
Len Industri dalam industri pertahanan memfokuskan kompetensinya di bidang C4ISR (Command, Control, Communications, Computers, Intelligence, Surveillance and Reconnaissance) untuk menyuplai dan mendukung kebutuhan alutsista TNI di tiga matra AD, AU, dan AL.
Produk andalan dalam industri pertahanan antara lain; Taktikal data link, Radar pertahanan, Target drone, Drone MALE Black Eagle, Combat Management System (CMS), Gunnery Firing Range (GFR), Taktikal radio, dan lain-lain. Len Industri juga berperan aktif bersama BPPT dalam penyediaan emergency ventilator untuk penanganan pasien penderita Covid-19.