JAKARTA, Cobisnis.com – Inflasi kerap dipersepsikan sebagai beban ekonomi karena harga barang dan jasa meningkat. Namun, para ekonom menegaskan inflasi tidak selalu merugikan masyarakat, terutama jika masih dalam batas moderat. Inflasi rendah bahkan menjadi indikator bahwa ekonomi tetap bergerak.
Dalam kondisi inflasi tinggi, daya beli masyarakat memang tertekan. Kenaikan harga bahan pokok, transportasi, hingga biaya sewa membuat pendapatan tetap kehilangan nilai. Hal ini paling dirasakan oleh kelompok masyarakat berpendapatan rendah.
Selain itu, inflasi tinggi juga menambah ketidakpastian ekonomi. Perusahaan enggan berinvestasi jika harga-harga terus melonjak, sementara investor menuntut imbal hasil lebih tinggi untuk menutup risiko nilai uang yang menurun. Kondisi ini dapat memperlambat pertumbuhan sektor riil.
Namun, jika inflasi berada pada level terkendali, misalnya 2–3% per tahun, dampaknya justru bisa positif. Inflasi moderat mendorong masyarakat untuk segera membelanjakan uang mereka sebelum nilainya tergerus, sehingga konsumsi meningkat.
Dorongan konsumsi tersebut dapat menggerakkan roda ekonomi nasional. Permintaan yang lebih tinggi akan memberi stimulus bagi dunia usaha untuk meningkatkan produksi, menyerap tenaga kerja, dan memperluas investasi.
Di sisi lain, inflasi moderat juga menjadi insentif bagi investor. Nilai uang yang menurun mendorong masyarakat menaruh dananya ke sektor produktif seperti saham, obligasi, atau bisnis riil. Hal ini membantu memperkuat basis investasi dalam negeri.
Dari perspektif fiskal, inflasi ringan dapat mengurangi beban utang pemerintah. Utang lama yang nilainya tetap akan lebih mudah dilunasi dengan penerimaan negara yang meningkat seiring harga barang dan jasa naik.
Meski begitu, pemerintah tetap harus menjaga keseimbangan. Inflasi terlalu tinggi dapat berujung hiperinflasi, sementara inflasi terlalu rendah atau deflasi bisa membuat masyarakat menunda konsumsi, sehingga ekonomi justru stagnan.
Bank Indonesia berperan penting mengendalikan inflasi melalui kebijakan moneter, termasuk suku bunga acuan dan intervensi pasar. Target inflasi yang sehat di kisaran 2–4% menjadi patokan menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Dengan demikian, inflasi tidak selalu merugikan masyarakat. Selama terjaga pada level moderat, inflasi bisa menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi, investasi, dan keberlanjutan fiskal negara.














