JAKARTA, COBISNIS.COM – Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali menunjukkan penurunan pada bulan Juni 2024, sejalan dengan penurunan harga beberapa bahan pangan. Namun, inflasi di sektor pangan tetap tinggi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa deflasi pada bulan Juni 2024 mencapai 0,08% secara bulanan (month to month/mtm). Secara tahunan, inflasi pada bulan Juni tercatat sebesar 2,51% year on year (yoy), yang merupakan tingkat terendah sejak September 2023, ketika inflasi tahunan tercatat naik sebesar 2,28%.
Imam Machdi, Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Utama BPS, menjelaskan bahwa deflasi pada bulan Juni lebih signifikan dibandingkan bulan Mei dan menjadi deflasi kedua sepanjang tahun 2024. Penurunan ini terutama didorong oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau, dengan deflasi sebesar 0,49% mtm dan kontribusi sebesar 0,14%.
Menurut BPS, komoditas pangan yang paling berkontribusi terhadap deflasi pada bulan Juni termasuk bawang merah, tomat, dan daging ayam ras. Meskipun demikian, beberapa komoditas masih menyumbang inflasi, seperti cabai rawit, cabai merah, dan beras.
BPS mencatat bahwa harga beras pada bulan Juni mengalami kenaikan di berbagai tingkat distribusi. Di tingkat penggilingan, harga beras naik sebesar 0,80% mtm dan 11,93% yoy. Di tingkat grosir, harga beras meningkat 0,28% mtm dan 10,87% yoy. Sementara itu, di tingkat eceran, harga beras naik 0,10% mtm dan 11,88% yoy.
Dengan kondisi tersebut, inflasi komponen bergejolak pada bulan Juni tercatat sebesar 5,95% yoy, turun dari bulan sebelumnya yang mencapai 8,14% yoy. Namun, Imam mencatat bahwa angka inflasi pada komponen volatile food masih tergolong tinggi. “Komponen harga bergejolak mengalami inflasi 5,96% dengan kontribusi sebesar 0,96%,” ujar Imam pada Senin (1/7).
Ekonom Bank Syariah Indonesia (BSI), Banjaran Surya Indrastomo, memperingatkan bahwa perubahan iklim dan fenomena La Nina tahun ini dapat meningkatkan harga pangan di masa depan. Oleh karena itu, pemerintah perlu mewaspadai kondisi ini.
Selain itu, pergerakan nilai tukar rupiah yang cenderung melemah juga mempengaruhi harga pangan impor, termasuk beras, bawang putih, dan terigu, yang mengalami kenaikan.
Meskipun demikian, pemerintah tetap optimis bahwa inflasi tahun ini akan terjaga di kisaran 1,5% hingga 3,5%. Pada Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2024 yang berlangsung pertengahan Juni, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa pemerintah akan menerapkan strategi kebijakan 4K untuk menjaga inflasi, yang meliputi keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif.