JAKARTA, Cobisnis.com – Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur dinilai memiliki potensi besar untuk menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru di luar Pulau Jawa. Kehadiran IKN diharapkan bisa mengurangi ketimpangan pembangunan dan memperkuat perekonomian nasional.
Selama ini, lebih dari 58 persen produk domestik bruto (PDB) Indonesia masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Pemindahan pusat pemerintahan ke Kalimantan menjadi langkah strategis agar distribusi pertumbuhan ekonomi lebih merata.
IKN dirancang sebagai kota hijau dan cerdas, dengan konsep smart city berbasis digitalisasi serta penggunaan energi terbarukan. Jika berhasil diterapkan, kota ini berpotensi menjadi model ekonomi berkelanjutan di Asia Tenggara.
Dari sisi investasi, pembangunan IKN membuka peluang bagi sektor properti, infrastruktur, energi, hingga teknologi hijau. Pemerintah menargetkan sebagian besar pendanaan berasal dari swasta dan investor asing agar tidak membebani APBN secara berlebihan.
Kehadiran IKN juga diproyeksikan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. UMKM, pariwisata, dan rantai pasok pangan hingga jasa di Kalimantan akan ikut bergerak seiring meningkatnya kebutuhan penduduk dan pekerja di kawasan baru.
Namun, tantangan besar masih membayangi. Pembangunan skala masif memerlukan anggaran triliunan rupiah. Jika keterlibatan swasta rendah, APBN berisiko menanggung beban lebih besar dari rencana awal.
Selain itu, daya tarik IKN sebagai pusat ekonomi tidak bisa terbentuk instan. Perusahaan besar, sektor perbankan, dan pelaku bisnis global butuh alasan kuat untuk memindahkan atau membuka cabang di wilayah baru tersebut.
Konektivitas dan infrastruktur juga menjadi kunci. Transportasi, logistik, dan akses antarwilayah Kalimantan harus diperkuat agar ekosistem bisnis bisa tumbuh dan berdaya saing. Tanpa itu, IKN bisa stagnan hanya sebagai pusat administrasi.
Risiko lingkungan pun perlu diperhatikan. Proyek pembangunan dapat memicu deforestasi dan menimbulkan gesekan sosial dengan masyarakat lokal jika tidak dikelola dengan bijak. Faktor keberlanjutan menjadi sorotan utama dunia internasional.
Meski penuh tantangan, para ekonom menilai IKN bisa memberi dampak signifikan dalam 10–20 tahun ke depan. Dengan tata kelola yang transparan, strategi investasi jelas, serta keberpihakan pada ekonomi hijau, IKN berpeluang menjadi motor pertumbuhan baru bagi Indonesia.














