JAKARTA, COBISNIS.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat kembali ke level 7.500, tepatnya di 7.520,60, setelah mengalami penurunan sebesar 3,56% dalam sebulan terakhir.
Penurunan tersebut terjadi seiring dengan tekanan yang dialami oleh sejumlah saham berkapitalisasi pasar besar (big cap), meskipun bobot saham-saham tersebut tetap dominan terhadap laju IHSG.
Sejumlah saham big cap yang sempat naik, kini mulai melandai, sementara beberapa lainnya masih tertinggal dalam kinerjanya.
Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) mencatatkan penurunan signifikan setelah dikeluarkan dari indeks FTSE Russell, dengan harga sahamnya turun dari Rp 11.900 ke Rp 6.500 per saham.
Market cap BREN juga turun menjadi Rp 870 triliun, meski tetap menempati posisi kedua terbesar di Bursa Efek Indonesia.
Selain BREN, saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) juga mengalami penurunan dalam sebulan terakhir.
Sementara itu, saham lain di jajaran top 10 market cap seperti PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bayan Resources Tbk (BYAN), dan PT Astra International Tbk (ASII) masih tertinggal dari segi year to date.
Menurut Direktur Reliance Sekuritas Indonesia, Reza Priyambada, posisi market cap emiten tidak hanya dipengaruhi oleh faktor fundamental, tetapi juga oleh persepsi investor dan psikologi pasar.
Ia menyatakan bahwa saham-saham big cap cenderung sensitif terhadap dinamika pasar, sehingga saat sentimen positif muncul, saham-saham ini akan diburu oleh investor.
Sebaliknya, jika sentimen negatif muncul, saham-saham big cap rentan mengalami tekanan.
Selain itu, analis pasar modal Daniel Agustinus menambahkan bahwa arus dana dari investor asing turut memengaruhi saham-saham big cap, terutama setelah stimulus ekonomi dari China menarik aliran modal keluar dari pasar Indonesia.
Faktor lain yang memengaruhi penurunan saham big cap adalah aksi profit taking setelah IHSG mencapai level tertinggi sepanjang masa, serta sikap wait and see dari investor menjelang transisi pemerintahan.
Oktavianus Audi, Head of Customer Literation and Education di Kiwoom Sekuritas, mengatakan bahwa pelantikan presiden baru dan pembentukan kabinet akan menjadi faktor penting yang memengaruhi sikap investor ke depan.
Ia juga memprediksi bahwa kebijakan moneter The Fed, termasuk kemungkinan pemangkasan suku bunga, dapat membawa capital inflow kembali ke Indonesia.
Beberapa analis memandang koreksi saham big cap sebagai peluang untuk strategi buy on weakness, terutama pada saham-saham yang memiliki prospek kinerja positif.