Cobisnis.com – Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Fadjar Sumping Tjatur Rasa, mengatakan kontribusi BUMN dalam memajukan sektor peternakan semakin besar seiring rencana Konsolidasi BUMN Industri Pangan melalui pembentukan Holding BUMN Pangan.
Menurut Fadjar, salah satu dukungan BUMN di bidang peternakan yang sangat diperlukan adalah dalam program pembibitan sapi. Saat ini, kata dia, program pembibitan sapi masih sulit dikembangkan oleh peternakan rakyat.
“Pembibitan sapi masih sulit dikembangkan di peternakan rakyat karena investasi yang harus dikeluarkan bersifat jangka panjang. Untuk itulah, dukungan serta keterlibatan BUMN sangat diperlukan,” kata Fadjar di Focus Group Discussion (FGD) Konsolidasi BUMN Pangan di Jakarta, Kamis (12 November 2020).
Selain itu, Fadjar menyebutkan potensi BUMN sebagai off taker mengingat sebagian besar sektor peternakan dalam negeri masih dijalankan oleh para peternak rakyat. Kehadiran BUMN sebagai off taker akan memberikan rasa aman sehingga dapat menumbuhkan minat masyarakat untuk menjadi peternak.
Dari sisi model bisnis, Fadjar melihat dari sudut pandang beragamnya sektor bisnis yang dimiliki BUMN, khususnya BUMN Pangan, dapat mendorong terwujudnya integrasi peternakan dengan sektor lainnya, misalnya melalui pengembangan sapi sawit.
Selain itu, BUMN juga dapat berperan dalam distribusi dan logistik sapi beserta produk turunannya agar dapat tersalurkan secara merata kepada masyarakat. Jika dilihat dari sisi penyebaran sapi, ada daerah yang surplus dan ada juga daerah yang defisit.
“Kementerian BUMN melalui BUMN Klaster Pangan dapat melakukan investasi untuk menstimulus perkembangan sektor peternakan di Indonesia. Saat ini, salah satu program yang tengah dijalankan adalah pengembangan peternakan sapi di 1.000 desa di berbagai wilayah Tanah Air,” jelas Fadjar.
Konsep yang Terintegrasi
Fadjar kembali menegaskan sikap Kementerian Pertanian yang siap memperkuat sinergi dengan BUMN Pangan dalam rangka pengembangan pertanian dan peternakan di Tanah Air.
“Pada saat ini kita saling bergantung satu sama lain. Kita dihadapkan pada tantangan dan perkembangan yang terus berubah. Apalagi di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih terjadi,” ujarnya.
Terkait pembentukan Holding BUMN Pangan, pihaknya menyambut baik rencana tersebut. Menurut Fadjar, pembentukan Holding BUMN Pangan dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas BUMN Pangan.
“Tinggal nanti bagaimana membuat konsep dan kebijakan yang bisa saling mendukung satu sama lain sehingga menjadi konsep yang terintegrasi, dimana semua institusi bisa saling bergabung, menghasilkan satu resultan yang baik ke depan,” ujarnya.
Kementerian BUMN tengah menggodok pembentukan Holding BUMN Pangan yang beranggotakan 9 BUMN Klaster Pangan, terdiri dari PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) sebagai Ketua Klaster; PT Berdikari (Persero); PT Sang Hyang Seri (Persero); PT Pertani (Persero); PT Garam (Persero); PT Perikanan Nusantara (Persero); Perum Perikanan Indonesia; PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI); dan PT Bhanda Ghara Reksa (Persero).