JAKARTA, Cobisnis.com – Melalui pemberitaan berbagai media, terlihat bahwa mobil listrik bekas kini lebih mudah ditemui dengan harga yang sangat anjlok dibandingkan harga barunya.
Ada perubahan tren di segmen mobil listrik di Indonesia sejak 2020 yang semula hanya memiliki sedikit unit dan model. Namun, pada tahun 2024, opsi dan modelnya semakin bervariasi karena semakin meluasnya persebaran mobil listrik.
Contoh dari mobil listrik bekas adalah Wuling Air EV yang dijual mulai dari Rp 130 juta, Nissan Leaf yang ditawarkan seharga Rp 550 juta, dan Hyundai Ioniq Electric dengan harga mulai dari Rp 420 juta.
Menurut pengamat otomotif, Bebin Djuana, penurunan harga mobil listrik bekas terjadi karena aturan pasar yang berkaitan dengan permintaan yang rendah serta produksi mobil listrik yang masih terbatas.
Menurutnya, penurunan harga mobil listrik bekas adalah sesuatu yang wajar karena hal serupa dialami oleh mobil-mobil dengan popularitas rendah yang memiliki keterbatasan jumlah dan minat pembeli.
Dia juga mengakui bahwa kekhawatiran mengenai umur baterai listrik dan harganya yang tinggi menjadi faktor yang memengaruhi harga turun.
“Saya kira, ini hal yang wajar karena konsumen masih terbiasa dengan mobil listrik baru (BEV) dan tidak mengetahui bagaimana performanya dalam beberapa tahun pertama, kedua, dan seterusnya,” jelasnya.
Bebin menyatakan bahwa untuk mengatasi ini, dibutuhkan waktu agar masyarakat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang reliabilitas mobil listrik dan peningkatan produksi model-model tersebut.