• © Copyright 2025 Cobinis.com – All Right Reserved
Saturday, December 6, 2025
Cobisnis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Ekonomi Bisnis
  • Nasional
  • Lifestyle
  • Entertaiment
  • Humaniora
  • Sport
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Foto
  • Beranda
  • Ekonomi Bisnis
  • Nasional
  • Lifestyle
  • Entertaiment
  • Humaniora
  • Sport
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Foto
No Result
View All Result
Cobisnis
No Result
View All Result
Home Ekonomi Bisnis

Harga Beras Indonesia Paling Mahal di ASEAN, Bank Dunia Soroti Inefisiensi Sektor Pertanian

Saeful Imam by Saeful Imam
September 25, 2024
in Ekonomi Bisnis
0
Harga Beras Indonesia Paling Mahal di ASEAN, Bank Dunia Soroti Inefisiensi Sektor Pertanian

Beras di Indonesia paling mahal

JAKARTA, COBISNIS.COM – Bank Dunia melaporkan bahwa harga beras di Indonesia terus menjadi yang tertinggi di kawasan ASEAN.

Bahkan, data menunjukkan bahwa harga beras di dalam negeri mencapai 20% lebih tinggi dibandingkan harga beras di pasar global.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran karena harga yang tinggi tidak sebanding dengan pendapatan petani lokal.

Menurut Eliza Mardian, pengamat pertanian dari Center of Reform on Economic (CORE), tingginya harga beras di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor utama adalah penyempitan lahan pertanian yang semakin signifikan.

Eliza menjelaskan bahwa sebagian besar petani di Indonesia, hampir 62%, hanya memiliki lahan pertanian kurang dari 0,5 hektar. Lahan yang sempit tersebut, meskipun dioptimalkan, sulit mencapai skala ekonomi yang efisien.

Kondisi ini menyebabkan biaya per satuan produksi menjadi lebih mahal. Eliza menambahkan bahwa biaya produksi yang tinggi juga disebabkan oleh rendahnya adopsi teknologi pertanian di Indonesia.

Ia menuturkan bahwa sebagian besar petani adalah penduduk dengan tingkat ekonomi rendah, sehingga sulit bagi mereka untuk berinvestasi dalam peralatan pertanian modern.

Eliza juga menjelaskan bahwa penghasilan dari hasil panen hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup beberapa bulan saja, sehingga investasi dalam teknologi pertanian yang canggih tidak menjadi prioritas bagi para petani.

Situasi ini semakin memperparah kondisi pertanian di Indonesia, di mana penggunaan teknologi menjadi kunci untuk meningkatkan efisiensi produksi.

Selain itu, Eliza menyebutkan bahwa biaya tenaga kerja menjadi komponen terbesar dalam biaya produksi pertanian, yaitu mencapai 47%.

Salah satu penyebabnya adalah kurangnya tenaga kerja yang bersedia bekerja di sektor pertanian, sehingga membuat upah tenaga kerja menjadi lebih tinggi.

Ia menyarankan perlunya mekanisasi untuk menekan biaya tenaga kerja.

Eliza juga menjelaskan bahwa meskipun Indonesia memiliki angkatan kerja yang besar, sebagian besar dari mereka enggan bekerja di sektor pertanian.

Oleh karena itu, mekanisasi mulai dari proses penanaman, pemanenan, hingga pasca panen dinilai sangat dibutuhkan untuk menekan biaya produksi.

Di sisi lain, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Carolyn Turk, menilai bahwa tingginya harga beras di Indonesia juga disebabkan oleh kebijakan pemerintah. Pembatasan impor, kenaikan biaya produksi, serta pengetatan tata niaga melalui kebijakan non-tarif menjadi beberapa faktor yang berkontribusi terhadap mahalnya harga beras.

Namun, Carolyn menekankan bahwa meskipun harga beras tinggi, pendapatan petani tidak ikut meningkat. Berdasarkan Survei Pertanian Terpadu Badan Pusat Statistik (BPS), pendapatan rata-rata petani kecil hanya mencapai kurang dari USD 1 per hari, atau sekitar Rp 15.199. Bahkan, dalam satu tahun, pendapatan petani hanya mencapai sekitar USD 341 atau Rp 5,2 juta.

Selain itu, survei BPS juga mengungkap bahwa petani tanaman pangan, khususnya beras, memiliki pendapatan yang jauh lebih rendah dibandingkan petani di sektor perkebunan atau hortikultura. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun konsumen harus membayar mahal untuk beras, petani sebagai produsen tetap mendapatkan keuntungan yang sangat rendah.

Carolyn menilai bahwa petani mengalami keuntungan yang minim, sementara konsumen harus membayar harga beras yang tinggi.

Premium WordPress Themes Download
Download WordPress Themes Free
Premium WordPress Themes Download
Download Best WordPress Themes Free Download
free download udemy course
download samsung firmware
Download Best WordPress Themes Free Download
udemy paid course free download
Tags: bank duniaharga beras indonesia paling mahal

Related Posts

Bank Dunia Prediksi Inflasi Indonesia 3% dan PDB 5,1% pada 2024

Bank Dunia Prediksi Inflasi Indonesia 3% dan PDB 5,1% pada 2024

by Saeful Imam
June 25, 2024
0

JAKARTA, COBISNIS.COM - Bank Dunia memperkirakan inflasi di Indonesia akan mencapai rata-rata 3 persen pada tahun 2024. Direktur Bank Dunia...

Ini Tiga Pesan Kunci dari Bank Dunia untuk Ekonomi Indonesia di Tengah Gejolak Global

Ini Tiga Pesan Kunci dari Bank Dunia untuk Ekonomi Indonesia di Tengah Gejolak Global

by Saeful Imam
June 24, 2024
0

JAKARTA, COBISNIS.COM - Bank Dunia memandang ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanan di tengah gejolak ekonomi global yang berkelanjutan. Direktur Bank Dunia...

PLN Berhasil Menghubungkan 10 km Jalan di Sulawesi Berkat Pengolahan FABA

PLN Raih Pendanaan dari Bank Dunia Senilai 581,5 Juta Dolar AS

by Farida Ratnawati
June 13, 2024
0

JAKARTA, Cobisnis.com - PT PLN (Persero) melakukan kolaborasi pendanaan dengan World Bank, Canada Clean Energy & Forest Climate Facility dan...

Transisi Energi Butuh Rp4.000 Triliun, Bank Dunia Diharapkan Segera Realisasikan Dukungan

Transisi Energi Butuh Rp4.000 Triliun, Bank Dunia Diharapkan Segera Realisasikan Dukungan

by Farida Ratnawati
July 20, 2023
0

JAKARTA,Cobisnis.com – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diketahui menyempatkan diri bertemu dengan Presiden Bank Dunia (World Bank) Ajay Banga dalam...

Pengusaha Kuliner Optimistis Bisa Hadapi Ancaman Resesi 2023

Pengusaha Kuliner Optimistis Bisa Hadapi Ancaman Resesi 2023

by Farida Ratnawati
October 31, 2022
0

JAKARTA,Cobisnis.com - Bank Dunia atau World Bank memprediksi akan terjadi resesi ekonomi global pada 2023. Ketidakpastian global yang terjadi akibat...

Load More
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Verrell Bramasta

Dirujak Netizen Gara-gara Outfit, Verrell Bramasta Pernah Belajar di Singapura hingga Oxford

December 5, 2025
Livin’ Fest 2025 Sambangi Bali, Bank Mandiri Dorong Pertumbuhan UMKM dan Industri Kreatif

Livin’ Fest 2025 Sambangi Bali, Bank Mandiri Dorong Pertumbuhan UMKM dan Industri Kreatif

December 5, 2025
BNI Gelar wondr BrightUp Cup 2025, Perkuat Sportainment dan Ekosistem Olahraga Tanah Air

BNI Gelar wondr BrightUp Cup 2025, Perkuat Sportainment dan Ekosistem Olahraga Tanah Air

December 5, 2025
CIMB Niaga

CIMB Niaga Perkuat Wealth Solution untuk Dampingi Nasabah Sambut 2026

December 5, 2025
BNI Perkuat Literasi Keuangan dan Dorong UMKM Tumbuh Lewat NFHE 2025

BNI Perkuat Literasi Keuangan dan Dorong UMKM Tumbuh Lewat NFHE 2025

December 6, 2025
Danau Toba, Geopark Dunia yang Terancam Dicabut Status UNESCO-nya

Danau Toba, Geopark Dunia yang Terancam Dicabut Status UNESCO-nya

December 6, 2025
Mengenal Rumah Gadang, Simbol Kebudayaan Minangkabau dari Tanah Sumatera

Mengenal Rumah Gadang, Simbol Kebudayaan Minangkabau dari Tanah Sumatera

December 6, 2025
Sukanto Tanoto, Konglomerat yang Kembali Terseret dalam Polemik PT TPL

Sukanto Tanoto, Konglomerat yang Kembali Terseret dalam Polemik PT TPL

December 6, 2025
">
  • Redaksi
  • Profil
  • Media Kit
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Cyber
  • Kontak

© Copyright 2025 Cobinis.com - All Right Reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi & Bisnis
  • Nasional
  • Industri
  • Lifestyle
  • Humaniora
  • Kesehatan & Olahraga
  • Startup Center
  • Foto
  • Youtube

© Copyright 2025 Cobinis.com - All Right Reserved