JAKARTA, Cobisnis.com – Beasiswa bisa menjadi kenangan terindah seumur hidup. Oleh karena itu, tak sedikit milenial yang mengejarnya dalam rangka meningkatkan kualitas ilmu yang dimilikinya, ataupun untuk meraih karir yang lebih baik.
Hal ini diungkapkan Jovial da Lopez, Youtuber dengan 1,1 juta subscriber yang baru-baru ini meluncurkan “Beasiswa Da Lopez” buatannya sendiri. Dalam Festival Edutainer yang digelar Campuspedia dan Yayasan Ruangpeduli pada Minggu (06/09) malam lalu, Jovial hadir bersama sembilan influencer (tokoh populer di media sosial lainnya) untuk berbagi informasi seputar beasiswa dan cara menembusnya.
“Gue sendiri adalah lulusan Fisika Nuklir di Universitas Indonesia, dan pernah belajar teater di Institut Kesenian Jakarta. Disitu gue belajar, sangat menghargai suatu beasiswa karena selain ini benefit finansial, ini bisa jadi suatu hal yang memorabilia – bakal kita ingat seumur hidup,” ungkap Jovial.
Perbanyak Portofolio Beasiswa
Strategi pertama dari pemilik kanal Youtube Skinny Indonesia ini, adalah manfaatkan pubikasi sebagai portofolio beasiswa. Publikasi itu bisa bermacam-macam, mulai dari tulisan, karya ilmiah, hingga konten di media sosial.
“Tidak terkecuali konten Youtube, ini bisa menjadi portofolio. Yang paling penting, adalah kita punya tujuan yang lebih besar (beasiswa), dan jangan menyerah. Jangan berkarya hanya karena followers dan income,” pesan Jovial.
Strategi kedua, adalah konsistensi dalam berkarya. Tak jarang milenial mudah merasa bosan. Padahal, ketekunan menjadi kunci agar seseorang bisa menguasai suatu bidang, dan nantinya menjadi ahli (expert) serta karyanya dapat terus dinikmati masyarakat.
“Pokoknya sih kalian harus yakin, berani dan konsisten ketika membuat karya, dan perbanyak karya itu. Jangan sampai merasa berkecil hati dan malu dengan karya yang sudah kalian buat. Semua itu butuh proses dari bawah,” tegas Jovial.
Terus Belajar dan Penuhi Persyaratan
Ketika dua strategi diatas sudah dipenuhi, rasa puas diri biasanya akan datang. Tapi Jovial mengingatkan, bahwa perjalanan masih separuh jalan. Strategi selanjutnya adalah pencari beasiswa harus terus mau belajar. Karena di atas langit, pasti masih ada langit.
“Sebuah karya tidak akan berkembang maksimal jika kalian tidak pernah belajar. Makanya, untuk membuat karya yang luar biasa juga harus disertai dengan proses belajar yang maksimal. Apalagi untuk proses mencari beasiswa yang sangat ketat,” lanjut Jovial.
Niken Ambar, influencer yang mendapat Beasiswa S2 di Malaysia, juga menambahkan seputar pentingnya belajar di bidang-bidang selain keahlian kita dalam rangka mempersiapkan beasiswa.
Misalnya belajar bahasa Inggris, karena sebelum mendaftarkan diri di beasiswa Internasional, calon penerima beasiswa harus mendapatkan nilai IELTS minimal 5,5 atau TOEFL dengan minimal 500.
Syarat-syarat lainnya seperti administrasi, juga menjadi sangat penting. Umumnya, informasi ini sudah bertebaran di internet. “Syarat seperti ini, perlu dipelajari jauh-jauh hari. Karena kelengkapan data adalah hal paling penting dalam mendaftar beasiswa. Jika data tidak lengkap, maka kesempatan untuk mendapatkan beasiswa akan semakin kecil,” lanjut Niken.
Kemampuan Public Speaking (berbicara di depan publik) juga menjadi tantangan tersendiri. Karena tahapan beasiswa umumnya memiliki sesi wawancara, dimana calon penerima beasiswa akan ditanya banyak hal oleh penyedia beasiswa maupun oleh pihak kampus dimana mereka akan belajar nantinya.
“Nah, ketika wawancara, teman-teman harus menceritakan tentang kemampuan diri, keinginan kuat untuk belajar, dan itu semua memerlukan public speaking yang bagus. Sehingga saat wawancara apa yang kalian sampaikan bisa dimengerti,” pungkas Niken.