JAKARTA, Cobisnis.com – Gubernur Maryland Wes Moore mengumumkan Selasa bahwa ia akan mencalonkan diri kembali pada 2026, mencari masa jabatan kedua di negara bagian yang mayoritas Demokrat, meski bintang politik Partai Demokrat yang tengah naik daun itu memicu spekulasi tentang kemungkinan pencalonan presiden pada 2028.
“Ketika kami membela masyarakat kelas menengah Maryland, presiden Amerika Serikat justru bersikap lunak terhadap para miliarder dan korporasi besar, memecat pekerja federal, memangkas Medicaid, serta menaikkan harga mulai dari listrik hingga kebutuhan pokok,” kata Moore dalam video pengumuman kampanye pemilihannya kembali.
“Saya meminta Anda untuk memilih saya kembali sebagai gubernur,” lanjut Moore dalam video itu.
Moore, mantan perwira Angkatan Darat sekaligus penulis terkenal, merendahkan spekulasi soal rencana masa depannya meski terus meningkatkan profil nasional sejak terpilih pada 2022. Ia termasuk di antara sejumlah Demokrat profil tinggi yang akan maju kembali tahun depan dan bisa segera beralih ke pencalonan presiden daftar yang juga mencakup Gubernur Pennsylvania Josh Shapiro dan Gubernur Illinois JB Pritzker.
Dalam wawancara dengan acara “Meet The Press” NBC akhir pekan lalu, Moore mendapat pertanyaan berulang tentang rencana masa depannya, menegaskan ia “tidak mencalonkan diri” pada 2028 dan fokus pada pemilihan ulang. “Saya sangat bersemangat kembali menemui masyarakat negara bagian saya dan meminta masa jabatan kedua,” katanya. Saat tampil di acara “The View” musim panas lalu, Moore juga mendapat pertanyaan serupa dan menegaskan kembali bahwa ia “tidak mencalonkan diri” pada 2028.
Moore kembali menepis pertanyaan soal Pilpres 2028 pada Selasa malam dan menekankan komitmennya pada kampanye pemilihan ulang.
“Saya rasa masyarakat di negara bagian kita telah melihat bagaimana kami sangat fokus pada hasil untuk mereka. Saya katakan, mudah bagi saya menolak sesuatu yang tak pernah saya pertimbangkan,” katanya di acara “OutFront.” “Saya tidak mencalonkan diri sebagai presiden. Saya bersemangat mencalonkan diri kembali sebagai gubernur.”
Namun, penolakan Moore masih bisa menempatkannya dalam barisan panjang kandidat potensial presiden yang awalnya menegaskan tidak akan maju, tapi akhirnya ikut bersaing. Mantan Senator Barack Obama, misalnya, pernah terkenal berkata pada 2006 bahwa ia “tidak akan” mencalonkan diri saat ditanya dalam wawancara di “Meet The Press,” namun setahun kemudian masuk bursa Pilpres. Pergerakan Moore tahun ini juga memberi sinyal ambisi nasional.
Pada Mei lalu, Gubernur Maryland itu berkunjung ke Lincoln University, perguruan tinggi bersejarah bagi komunitas kulit hitam di Pennsylvania, untuk menyampaikan pidato kelulusan. Ia mendorong para lulusan agar merangkul “patriotisme sejati” dan berkontribusi pada “kemajuan” negara menggemakan retorika pidatonya di Konvensi Nasional Demokrat 2024.
Beberapa minggu kemudian, Moore mengejutkan banyak pihak dengan melakukan perjalanan ke South Carolina, negara bagian kunci dalam pemilihan awal presiden. Di sana, ia menyoroti ikatan keluarganya dengan negara bagian itu dan berbagi pelajaran yang ia petik dari mengamati pemerintahan Trump.
“Kita bisa dan harus mengutuk tindakan sembrono Donald Trump. Namun kita juga akan bodoh bila tidak belajar dari sikap tidak sabarnya,” kata Moore.
Moore juga kerap tampil di Fox News, menyasar audiens konservatif untuk menantang pemerintahan Trump. Bulan lalu, ia menggunakan kesempatan di jaringan itu untuk mengkritik rencana pemerintahan memperluas pengetatan hukum dan imigrasi di Baltimore.
“Apa yang kita lihat dari presiden Amerika Serikat bukanlah strategi pemberantasan kejahatan, melainkan strategi pencitraan,” ujar Moore. “Saya ingin sangat jelas kepada presiden: kita tidak membutuhkan Garda Nasional di kota-kota kita. Kita butuh pendekatan serius terhadap pemberantasan kejahatan. Dan itu bukanlah caranya.”














