JAKARTA, Cobisnis.com – Perusahaan Listrik Negara (PLN) terus mendorong digitalisasi sebagai bagian transformasi perusahaan guna memacu gerak, cara berpikir baru, hingga pengambilan keputusan yang lebih cepat.
Penerapan transformasi ini merupakan cara PLN guna mengakselerasi visi perusahaan. PLN mempunyai visi menjadi Perusahaan Listrik Terkemuka se-Asia Tenggara dan Nomor 1 Pilihan Pelanggan ini telah mencatatkan sejumlah capaian program digitalisasi.
Wakil Menteri BUMN Pahala N. Mansury mengapresiasi capaian program digitalisasi PLN. Dia menjelaskan sejatinya bisnis PLN sangat digital. Menurutnya, karena yang namanya listrik tidak bisa dipisahkan dari budaya digital.
“Digitalisasi menjadi salah satu cara untuk melakukan monitoring bagaimana efektivitas, utilisasi, maupun kondisi dari aset PLN,” ujar Pahala di sela kunjungan ke PLN Unit Induk Pusat Pengatur Beban (UIP2B), yang berkedudukan di Gandul, Cinere, Depok, Jawa Barat, Jumat (6/8/2021).
Saat ini, Kementerian BUMN memonitor secara langsung implementasi program digitalisasi PLN. Pertama adalah penerapan dari Smart Grid dan Smart Meter. Kedua, strategi Digital Distribution Excellent, Digital Procurement, dan Digital Maintenance.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan perkembangan teknologi jadi bagian dari kehidupan masyarakat.
Oleh karena itu, PLN tidak mungkin bisa mengelola dengan semuanya dengan cara-cara yang masih manual.
“Kami semua berharap dengan penerapan Transformasi ini maka upaya mencapai visi tersebut bisa lebih terakselerasi. Kami terus berinovasi dalam banyak hal, dari hulu sampai hilir, dari sisi energi primer, pembangkitan, sampai pada peningkatan kepuasan bagi pelanggan,” katanya.
Zulkifli menambahkan, digitalisasi akan membuat PLN bisa bergerak dengan cara pikir baru, cara berkomunikasi yang lebih efisien, cara memonitor yang lebih luas jangkauannya dan lebih terintegrasi, dan juga cara pengambilan keputusan yang lebih cepat.
Beberapa capaian program digitalisasi yang berhasil mendorong kinerja ialah transformasi Dispatch Opimization dan Digital Procurement. Transformasi Dispatch Opimization menjadikan pengaturan sistem kelistrikan andal, kualitas dan ekonomis.
Di sisi lain, transformasi Digital Procurement menjadikan proses pengadaan terdigitalisasi secara _end to end_ sehingga proses menjadi lebih transparan, simpel, dan efisien.
Sementara itu, Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, sejumlah prioritas program digitalisasi PLN. Saat ini, lanjutnya, PLN tengah membangun smart grid.
“Pertama kita mendigitalisasi pembangkit. Kemudian PLN melakukan digitalisasi distribusi dan transmisi. Selain itu, juga digitialisasi advance meter ke infrastruktur PLN,” katanya.
Apresiasi Kinerja Keuangan
Selain mengapresiasi capaian transformasi digital PLN, Wamen BUMN juga angkat jempol terkait capaian kinerja keuangan perseroan.
Dia menambahkan, di tengah kondisi PPKM Darurat, inisiatif yang dibangun PLN berhasil mendukung pertumbuhan ekonomi sebesar 7,07 persen pada kuartal II 2021.
Di tengah tekanan pandemi Covid-19, PLN berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp6,6 triliun hingga semester I 2021.
Berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasi PLN semester I 2021 (unaudited) yang diterbitkan pada 28 Juli 2021,PLN mampu mencetak peningkatan penjualan tenaga listrik Rp140,5 triliun pada paruh pertama 2021, atau naik 3,7 persen dibandingkan capaian semester I 2020 sebesar Rp135,4 triliun.
“Terima kasih kepada PLN, sampai dengan saat ini dari kinerja keuangan jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. Sampai dengan Juni 2021 PLN sudah membukukan pendapatan di atas Rp12 triliun, ini berarti kinerja keuangan PLN bisa dijaga dengan baik,” pungkasnya.