JAKARTA, Cobisnis.com – Empat gajah jinak milik BKSDA Aceh diterjunkan ke Pidie Jaya untuk membantu membersihkan kayu besar dan material berat sisa banjir bandang. Langkah ini dilakukan setelah sejumlah titik terdampak tidak bisa dijangkau alat berat akibat akses tertutup dan kondisi lapangan yang terlalu sempit.
Kehadiran gajah dinilai sangat membantu karena kekuatan dan kelincahan mereka memungkinkan pemindahan kayu besar tanpa risiko kerusakan tambahan pada area sekitar. Para mahout juga memastikan setiap proses berjalan aman, baik bagi gajah maupun tim di lapangan.
BKSDA Aceh menjelaskan bahwa pengerahan gajah bukan langkah improvisasi, melainkan bagian dari prosedur yang sudah dipakai selama bertahun-tahun saat menghadapi bencana di wilayah dengan topografi sulit. Gajah menjadi opsi efektif karena bisa bergerak di area licin dan terjal.
Material banjir seperti balok kayu, batang pohon, dan lumpur tebal menghambat akses ke sejumlah pemukiman. Dengan tenaga gajah, sebagian besar material dapat digeser untuk membuka jalur dan mempercepat evakuasi logistik serta bantuan ke masyarakat terdampak.
Selain membersihkan puing, gajah juga membantu menarik sisa-sisa bangunan yang ambruk dan menutup aliran sungai kecil yang terhambat kayu besar. Tim menilai keberadaan mereka mempercepat pemulihan dibanding menunggu alat berat tiba dari lokasi lain.
Peran gajah dalam penanganan bencana bukan hal baru di Aceh. Pada 2004, gajah terlatih juga ikut dikerahkan dalam proses pembersihan pascatsunami, terutama di wilayah yang sulit diakses kendaraan besar. Pengalaman itu menjadi dasar penggunaan gajah dalam operasi kali ini.
BKSDA Aceh menyebut bahwa penggunaan gajah tetap memperhatikan kesejahteraan satwa. Setiap operasi dibatasi jam kerja, diselingi waktu istirahat, dan diawasi dokter hewan untuk memastikan kondisi gajah tetap stabil di tengah cuaca lembap dan kontur tanah berat.
Pemerintah daerah mengapresiasi operasi ini karena membantu pemulihan berlangsung lebih cepat, terutama di titik-titik yang sebelumnya tidak bisa ditembus personel. Kehadiran gajah dinilai memberi solusi dalam kondisi darurat yang menuntut respons cepat dan fleksibel.
Warga di sekitar lokasi terdampak juga menyambut baik kehadiran gajah. Banyak dari mereka yang sebelumnya terisolir kini bisa kembali dilalui kendaraan setelah jalur dibuka dan kayu besar dipindahkan dari badan jalan maupun aliran sungai kecil.
Upaya ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara satwa terlatih, mahout, dan tim penyelamat bisa memberi hasil signifikan dalam penanganan bencana. Proses pembersihan masih terus berlangsung dan diharapkan mempercepat pemulihan wilayah Pidie Jaya pascabanjir bandang.














