JAKARTA, Cobisnis.com – Nilai tukar mata uang menjadi salah satu indikator paling sensitif dalam perekonomian modern. Pergerakannya yang naik-turun mencerminkan kondisi fundamental ekonomi, kebijakan moneter, hingga sentimen pasar global.
Kurs bisa menguat ketika arus modal asing deras masuk ke suatu negara. Misalnya, investor menanamkan dana di pasar obligasi atau saham, sehingga permintaan terhadap mata uang domestik meningkat signifikan.
Sebaliknya, kurs melemah bila kebutuhan valuta asing melonjak. Situasi ini sering terjadi saat impor naik, pembayaran utang luar negeri jatuh tempo, atau investor menarik modalnya ke luar negeri.
Inflasi menjadi faktor lain yang tak bisa diabaikan. Negara dengan inflasi rendah cenderung memiliki mata uang lebih stabil, sementara inflasi tinggi membuat daya beli uang menurun dan kurs ikut tertekan.
Suku bunga juga berperan besar dalam menentukan nilai tukar. Saat bank sentral menaikkan suku bunga, mata uang domestik biasanya menguat karena investor asing tertarik menaruh dananya.
Namun, kurs tidak hanya ditentukan oleh faktor ekonomi semata. Kondisi politik, stabilitas pemerintahan, dan kepastian hukum menjadi pertimbangan investor global dalam memutuskan masuk atau keluarnya modal.
Bank sentral pun sering melakukan intervensi demi menjaga stabilitas nilai tukar. Dengan memanfaatkan cadangan devisa, mereka membeli atau menjual dolar untuk menghindari gejolak yang berlebihan.
Sentimen global ikut memengaruhi pergerakan kurs. Kebijakan moneter The Federal Reserve di Amerika Serikat, harga komoditas dunia, hingga konflik geopolitik bisa langsung berdampak pada mata uang negara berkembang.
Contoh nyata terlihat ketika The Fed menaikkan suku bunga. Dolar AS biasanya menguat, sementara rupiah dan mata uang lain di kawasan melemah karena arus modal keluar dari pasar negara berkembang.
Fluktuasi nilai tukar menjadi cermin keseimbangan ekonomi nasional. Stabilitas kurs bukan hanya penting bagi investor, tetapi juga memengaruhi daya beli masyarakat, harga barang impor, dan kepercayaan pelaku usaha.














