JAKARTA, Cobisnis.com – Fitur baru di platform X pada akhir pekan lalu mengungkap bahwa sejumlah akun pro-Trump dengan jumlah pengikut besar ternyata tidak berbasis di Amerika Serikat, meski konten dan biodata mereka seolah menggambarkan demikian.
Melalui fitur tersebut, pengguna dapat melihat negara atau wilayah asal sebuah akun dengan mengklik tanggal pembuatan akun. X juga menyediakan opsi privasi agar pengguna hanya menampilkan wilayah umum alih-alih negara tertentu.
Munculnya informasi ini kembali menegaskan bagaimana aktor asing memanfaatkan media sosial untuk memengaruhi opini publik di AS, terlebih dengan adanya insentif finansial dari engagement yang tinggi di platform X.
Nikita Bier, Head of Product X, menyebut fitur ini sebagai “langkah pertama yang penting untuk menjaga integritas ruang publik global,” dan menjanjikan fitur tambahan untuk membantu pengguna memverifikasi keaslian konten di platform.
Tidak lama setelah fitur tersebut aktif, sejumlah akun pro-Trump yang populer terdeteksi berasal dari luar negeri. Akun MAGA Nation dengan hampir 400.000 pengikut, yang mengklaim sebagai suara “America First”, ternyata berbasis di Eropa Timur (non-UE). Akun lain bernama America First, yang menampilkan foto Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt, diketahui berbasis di Bangladesh meski sering memposting konten patriotik khas AS.
Banyak dari akun tersebut memiliki ciri serupa: gambar pro-Amerika, foto Donald Trump, serta konten berupa opini politik, klip media, dan polling untuk memancing interaksi yang semuanya berpotensi mendatangkan pendapatan dari program monetisasi X.
Donald Trump sendiri telah me-repost beberapa akun tersebut di platform Truth Social miliknya, termasuk akun yang ternyata berbasis di Afrika.
Meski demikian, Bier mengingatkan bahwa fitur ini tidak sepenuhnya akurat karena penggunaan VPN atau perjalanan dapat mengubah lokasi yang ditampilkan.
Para pakar menilai temuan ini bukan hal mengejutkan, mengingat adanya sejarah panjang upaya intervensi asing melalui media sosial. Selain kepentingan politik, insentif ekonomi juga menjadi faktor utama karena konten politik terbukti menghasilkan engagement tinggi.
Selain berimplikasi pada politik AS, fitur ini juga menimbulkan dampak internasional. Di Iran, di mana X diblokir, fitur ini mengungkap akun yang dapat mengakses platform tanpa VPN menunjukkan adanya kelompok tertentu yang mendapat akses khusus. Temuan serupa terpantau pada sejumlah akun pro-kemerdekaan Skotlandia yang ternyata berbasis di Belanda namun mengakses X melalui aplikasi Android di Iran.
Menurut para ahli, langkah X mengungkap lokasi pengguna tidak hanya soal transparansi politik, tetapi juga berkaitan dengan masa depan platform digital yang akan semakin sulit membedakan interaksi manusia nyata dari agen AI isu yang dapat memengaruhi minat pemasang iklan di masa depan.












