Cobisnis.com – Pandemi Covid-19 membuat begitu banyak perubahaan dalam kehidupan manusia salah satunya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang turut memberi dampak sosial ekonomi bagi masyarakat termasuk kebutuhan paling dasar yaitu pangan. Masyarakat pun semakin sadar harus memperbanyak konsumi sayuran dan buah-buahan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan sebagai langkah preventif mencegah penularan Covid-19.
Mendasari hal tersebut, PT East West Seed Indonesia (EWINDO) sebagai produsen benih sayuran Cap Panah Merah memberikan edukasi kepada ibu-ibu rumah tangga di Kampung Malang Nengah Purwakarta untuk bercocok tanam di lahan perkotaan atau Urban Farming dengan membuat kebun demplot (demo plot).
Hari ini dilakukan Peresmian Hibar Eco Village di Kampung Malang Nengah Purwakarta oleh Bupati Purwakarta Hj. Anne Ratna Mustika, SE beserta Managing Director EWINDO Glenn Pardede. Peresmian tersebut ditandai dengan panen jagung pulut besama.
Glenn Pardede mengatakan, “Tujuan dari didirikannya demplot-demplot yang berada di pekarangan rumah warga ini adalah untuk memberikan transfer pengetahuan khususnya terkait praktek budidaya sayuran yang baik di wilayah perkotaan dengan memanfaatkan lahan seadanya.”
“Nantinya diharapkan Kampung Malang Nengah ini bisa menjadi kampung dengan konsep Eco Village agar masyarakat bisa merasakan peningkatan kesejahteraan dengan menjual hasil panen dan tetap mengutamakan kelestarian lingkungan di wilayahnya,” Ujar Glenn Pardede.
Kegiatan urban farming ini sekaligus untuk menunjukkan peran penting wanita dalam budidaya sayuran dan lebih lanjut untuk mempromosikan pentingnya mengkonsumsi sayuran dimana seorang ibu rumah tangga menjadi penentu apa yang akan dikonsumsi oleh keluarganya. Demplot ini awalnya dikelola oleh 30 ibu rumah tangga dari Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Lestari di rumah mereka masing-masing, saat ini pesertanya terus bertambah hingga mencapai 70 orang.
Ketua Kelompok Bina Tani Lestari, Eni Lestiorini menerangkan, “Kami mendapat dukungan dari Cap Panah Merah sejak tahun 2018 lalu dan memasuki tahun 2020, jumlah pesertanya semakin meningkat dan berkembang menjadi gerakan satu kampung. Saat ini, sebanyak 70 orang ibu-ibu rumah tangga terlibat mengelola demplot di Kampung Malang Negah. Satu yang sangat menarik, ketika memasuki pandemi Covid-19, demplot ini bahkan mampu menyuplai kebutuhan sayuran di dua RW (Rukun Warga) selama masa PSBB.”
“Kami sangat senang dan mengapresiasi kegiatan ini. Sekarang ibu-ibu di Kampung Malang Nengah memiliki kegiatan baru di lapangan yang menambah nilai bagi rumah tangga mereka dalam mendapatkan lebih banyak pendapatan dan tidak perlu lagi repot-repot mencari sayuran untuk dikonsumsi sehari-hari. Para ibu mengelola pendapatan dari hasil panenan untuk ditabung, selain itu juga untuk membeli saprotan dan menjual hasil pasca panen,” tambah Eni Lestiorini.
Sebanyak 20 varietas dari Panah Merah dibudidayakan di sini, yakni Jagung Pulut ungu JANTAN F1, Jagung Pulut RASANYA F1, Jagung Pulut JUTAWAN F1, Tomat SERVO F1, Cabai Rawit PELITA F1, Cabai Rawit DEWATA F1, Pakcoy NAULI F1, Sawi DAKOTA, Caisim SHINTA, Caisim TOSAKAN, Kangkung BANGKOK, LABUMADU F1, Labu RUMA F1, Terong MUSTANG F1, Terong LALITA F1, Pare LIPA F1, Kacang Panjang PARADE TAVI, Bunga Kol PM126 F1, Kol SEHATI F1 dan Basil JUWITA.
“Belakangan ini kegiatan urban farming menjadi salah tren penerapan gaya hidup sehat di masyarakat, orang-orang berlomba memamerkan tanaman dan hasil panennya di media sosial. Kami berharap, kegiatan yang dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga di Kampung Malang Nengah ini bisa menjadi contoh di berbagai daerah Indonesia agar bisa meningkatkan taraf kehidupan dari kegiatan menanam di pekarangan baik secara ekonomi, estetika, ekologi maupun edukasi,” tutup Glenn Pardede.