JAKARTA, Cobisnis.com – Bank milik negara atau bank BUMN panen laba di sepanjang 2021. Dari tiga bank yang sudah merilis laporan keuangannya, total laba yang terkumpul mencapai Rp71,12 triliun.
Tiga bank tersebut adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) atau BNI.
Secara rinci, BRI meraup laba paling besar Rp32,21 triliun, disusul Bank Mandiri Rp28,02 triliun, dan BNI Rp10,89 triliun. Namun dari sisi pertumbuhan laba, BNI tercatat yang tumbuh paling kencang atau mencapai 232,2 persen, kemudian BRI 76 persen, dan Bank Mandiri 66,83 persen.
Selain tiga bank itu, hanya PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) yang belum merilis laporan keuangannya pada 2021. BTN baru merilis laporan keuangan kuartal III-2021 dengan capaian laba naik 35,32 persen menjadi Rp1,52 triliun.
Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan, penopang utama pertumbuhan laba BRI terletak pada kinerja kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh positif disertai penurunan biaya bunga yang signifikan, dan disaat bersamaan perseroan mampu mengelola portfolio mix serta kualitas asset sehingga dapat meningkatkan yield asset.
“Raihan laba BRI sebesar Rp32,22 triliun membuktikan bahwa perseroan dapat terus meng-create economic value kepada seluruh stakeholders di tengah kondisi yang menantang saat ini,” ujarnya dalam paparan kinerja, Kamis, 3 Februari.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menjelaskan, capaian kinerja yang signifikan tersebut selaras dengan pemulihan ekonomi secara nasional yang didukung oleh kebijakan Pemerintah lintas sektoral serta penanganan Covid-19 yang efektif menggairahkan roda perekonomian di dalam negeri.
“Sepanjang tahun 2021, Bank Mandiri telah secara aktif mengimplementasikan transformasi digital untuk mencapai strategi jangka panjang dan menghasilkan pertumbuhan bisnis berkelanjutan,” ujar Darmawan dalam Paparan Kinerja Bank Mandiri 2021 di Jakarta, Kamis, 27 Januari.
Menurutnya, pertumbuhan laba bersih tersebut ditopang oleh optimalisasi fungsi intermediasi perseroan yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang positif.
Sementara itu, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyampaikan kinerja BNI 2021 tercatat sanggat menggembirakan di mana laba bersih tersebut mampu melampaui ekspektasi pasar. Pencapaian Laba bersih ini dihasilkan dari Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan (PPOP) yang tumbuh kuat 14,8 persen, sehingga mencapai Rp31,06 triliun.
Pencapaian ini bahkan menjadi yang tertinggi yang pernah dihasilkan BNI, lebih tinggi dari pendapatan operasional sebelum pandemi. Selain itu, upaya perbaikan kualitas kredit melalui monitoring, penanganan dan kebijakan yang efektif membuat cost of credit membaik menjadi 3,3 persen.