Cobisnis.com – Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) mendorong sinergi dan harmoni antara pemerintah dan para pemangku kepentingan dalam upaya membangun infrastruktur digital di Tanah Air. Ketua Umum MASTEL Kristiono mengatakan industri telekomunikasi diprediksi tumbuh moderat di kisaran 5,3% di 2021. Meski demikian, seluruh pemangku kepentingan patut mewaspadai sejumlah persoalan yang masih menjadi tantangan di dunia usaha.
Di sektor telekomunikasi, kata dia, masih terjadi kompetisi yang tidak sehat akibat beban investasi yang
tinggi. Konsumsi trafik data yang tumbuh 87% setiap tahun tidak diimbangi oleh harga jual yang
tinggi. Saat ini harga paket data di Indonesia hanya US$0,4 per gigabit, terendah kedua di dunia sehingga sangat membebani keuangan operator telekomunikasi.
“Saat ini yang ditunggu adalah stimulus dari pemerintah terutama dalam bentuk dukungan regulasi dan infrastruktur,” ujar Kristiono dalam siaran pers yang diterima redaksi Berita Subang, Sabtu, 12 Desember 2020.
Stimulus yang dibutuhkan misalnya kebijakan soal infrastructure sharing,
baik aktif maupun pasif, agar operator bisa melakukan efisiensi yang diperkirakan bisa mencapai 40%. Selain itu, pemerintah juga harus menjadikan infrastruktur digital sebagai prioritas
sebagaimana proyek fisik lainnya seperti jalan tol atau jembatan.
“Infrastruktur digital belum mendapat karpet merah karena dianggap untungnya tinggi sehingga malah dikenakan banyak retribusi,” ujar Kristiono dalam siaran pers yang diterima Cobisnis.com, Minggu (13 Desember 2020).
Menteri Komunikasi dan Informatika Jonny G. Plate mengapresiasi peran MASTEL selama hampir tiga dekade yang konsisten dalam memberikan
rekomendasi kebijakan sesuai kebutuhan industri. Peran MASTEL, kata dia, semakin relevan seiring dengan perkembangan teknologi ICT yang kian progresif.
“Ini penting sebab industri TIK bisa menjadi enabler untuk menghasilkan efek ungkit di sektor lain,” ujar Menkominfo.
Menteri Johnny juga menjelaskan kondisi Indonesia yang sedang menghadapi tuntutan transformasi digital sebagai upaya memanfaatkan momen peralihan digital di masa pandemi.
“Ini bukan hanya soal peningkatan konektivitas tetapi juga upaya menciptakan ekosistem digital berkelanjutan yang adil dan bermanfaat,” ujar Menteri Johnny.
Melihat peran besar industri ICT dengan segala tantangannya, MASTEL mengajukan enam rekomendasi dalam rangka mendukung transformasi digital dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Berikut rekomendasi tersebut:
1. Menko Ekonomi dan Bappenas mencantumkan rencana investasi penggelaran jaringan telekomunikasi oleh para operator dalam dokumen RPJMN – dengan sumber pendanaan
Swasta (non APBN);
2. Pemerintah bersama para pelaku usaha telekomunikasi menyusun strategi kemitraan global dengan para raksasa teknologi platform/apps/OTT sebagai upaya memperoleh kue ekonomi digital yg sesuai dengan size pasar Indonesia;
3. Pemerintah bersama para profesional dan akademisi menyusun rencana penataan topologi jaringan internet Indonesia, termasuk Gerbang & DC/DRC;
4. Pemerintah bersama para profesional, akademisi/dunia kampus, dan pelaku usaha menyusun kebijakan & strategi ruang digital/siber Indonesia, big data umum dan pemerintahan;
5. Pemerintah segera menetapkan pembagian wilayah kerja bagi BAKTI dan para penyedia jaringan telekomunikasi dan kelengkapannya, agar pembangunan infrastruktur digital
dapat berjalan lebih cepat dan serempak/parallel;
6. Pemerintah menetapkan perkiraan peta kebutuhan SDM digital Indonesia di semua sektor dengan jenjang kompetensi yang relevan, dan rencana program pembinaannya.