JAKARTA, Cobisnis.com – Teknologi memungkinkan industri bergerak lebih cepat, lebih gesit, lebih akurat, dan lebih fleksibel serta saling terhubung dalam sebuah jaringan tanpa batas. Prinsip itulah yang dianut Fantastis Anak Bangsa (FAB) saat mengembangkan sebuah platform yang akan menjadi ekosistem bagi seluruh pemain di industri kreatif. Individu maupun korporasi semua saling berkolaborasi dalam sebuah ekosistem yang inklusif.
Berbasis teknologi, platform bisnis kreatif yang dikembangkan FAB memungkinkan terjadinya integrasi beragam bisnis dari sektor ekonomi kreatif berbeda. Tidak hanya dari satu sektor ekonomi kreatif seperti periklanan, tetapi juga sektor lainnya seperti: Game, Movie, Music, Fashion, pengembangan aplikasi, dan lain-lain.
Sebagai sebuah ekosistem, platform bisnis FAB akan menjadi game changer dunia ekonomi kreatif yang selama ini para pelaku usahanya berjalan sendiri-sendiri sehingga perkembangannya belum maksimal. “FAB menyediakan berbagai dukungan, dari hulu hingga hilir. Bukan hanya akan membuat para pengusaha kreatif anak bangsa saling terhubung, mereka juga akan mendapat dukungan dalam hal teknologi, pendanaan, pendampingan, sumber daya manusia, pengetahuan, hingga jaringan bisnis. Dukungan tersebut diberikan dalam fase perancangan, peluncuran, pelaksanaan, pengembangan, perluasan bahkan perbaikan dan restorasi bisnis sehingga bisnis kreatif di dalam platform ini bisa berkembang lebih cepat dan lebih baik,” jelas Fritz B. Tobing, Chief Executive Officer Fantastis Anak Bangsa (FAB).
Presiden Joko Widodo menilai, Indonesia punya potensi yang besar untuk mengembangkan industri ekonomi kreatif. “Kekuatan utamanya adalah kreativitas, pengetahuan, budaya, dan teknologi. Tempat anak-anak muda bukan hanya untuk bekerja, tapi juga berkreasi melahirkan karya-karya inovatif yang membanggakan,” ujar Presiden Joko Widodo dalam pidatonya di depan para pelaku industri kreatif di awal pandemi.
Karena itulah platform ini dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha kreatif baik yang dimiliki oleh FAB maupun partner usahanya dengan keahlian dan keunikan di berbagai bidang ekonomi kreatif. Dengan menciptakan sinergi yang berkesinambungan, platform ini akan mendorong terbentuknya sebuah ekosistem bisnis yang inklusif guna mempercepat perputaran roda ekonomi di dalamnya, serta ekonomi kreatif yang kontribusinya terus meningkat secara nasional.
Sebagai gambaran, data dari laporan OPUS Ekonomi Kreatif 2020¹ mencatat kontribusi subsektor ekraf pada Produk Domestik Bruto (PDB) nasional mencapai Rp 1.211 triliun. Data juga mencatat, ada sekitar 8,2 juta usaha kreatif di Indonesia yang didominasi oleh usaha kuliner, fesyen, dan kriya, sehingga 3 subsektor ini juga memiliki kontribusi terbesar terhadap PDB Ekonomi Kreatif. Selain itu, ada 4 sub sektor dengan pertumbuhan tercepat yaitu TV dan radio; film, animasi, dan video; seni pertunjukan; dan Desain Komunikasi Visual.
“Ketika konsumen, korporasi, maupun brand memanfaatkan karya kreatif anak bangsa yang ada di dalam platform FAB maka akan lebih banyak karya inovatif anak bangsa yang dihasilkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif lintas sektoral di Indonesia. Karenanya kami mengajak semua pelaku industri kreatif, baik individu maupun korporasi untuk membangun dan mempercepat pertumbuhan bisnisnya dalam platform ini sesuai dengan visi kami untuk menjadi ekosistem bisnis terbesar bagi industri kreatif di Indonesia,” tutup alumni ITB – Swiss Polytechnic for Manufacturing.