JAKARTA, Cobisnis.com – Pusat pertumbuhan ekonomi dunia kini semakin bergeser ke Asia. Lebih dari 50 persen pertumbuhan ekonomi global saat ini disumbang oleh negara-negara Asia, terutama China, India, dan kawasan Asia Tenggara.
Perubahan ini menandai pergeseran peran ekonomi global yang selama puluhan tahun didominasi Amerika Serikat dan Eropa. Meski masih menjadi ekonomi besar, negara-negara Barat kini mencatat pertumbuhan yang relatif lebih lambat.
China tetap menjadi salah satu kontributor utama pertumbuhan global melalui sektor industri, ekspor, dan konsumsi domestik. Sementara itu, India mencatat laju pertumbuhan tinggi berkat bonus demografi dan ekspansi sektor jasa.
Asia Tenggara juga menunjukkan peran yang semakin penting. Negara seperti Indonesia, Vietnam, dan Filipina tumbuh stabil didukung konsumsi dalam negeri, investasi asing, serta ekspor manufaktur dan komoditas.
Pertumbuhan penduduk kelas menengah di Asia menjadi faktor kunci. Daya beli yang meningkat mendorong konsumsi dan memperkuat pasar domestik, membuat kawasan ini lebih tahan terhadap guncangan global.
Selain itu, arus investasi global mulai bergeser mengikuti potensi pertumbuhan. Banyak perusahaan multinasional memperluas basis produksi dan pasar ke negara-negara Asia.
Dari sisi perdagangan, Asia kini menjadi pusat rantai pasok dunia. Peran kawasan ini semakin vital dalam produksi barang, teknologi, dan logistik global.
Sebaliknya, negara-negara Barat menghadapi tantangan struktural seperti penuaan penduduk, tekanan inflasi, dan ketidakpastian kebijakan ekonomi.
Kondisi ini membuat Asia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga penentu arah ekonomi global ke depan. Kebijakan ekonomi negara Asia kini semakin diperhatikan investor dunia.
Dengan kontribusi pertumbuhan yang besar dan prospek jangka panjang yang kuat, Asia diperkirakan akan terus menjadi motor utama ekonomi dunia dalam beberapa dekade mendatang.














