JAKARTA, Cobisnis.com – Langkah Direktur Komersial PT Aneka Tambang Tbk (Antam) Handi Sutanto menjual seluruh kepemilikan saham pribadinya di emiten pelat merah tersebut memunculkan sejumlah pertanyaan.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip Kamis (6/11/2025) Handi Sutanto melepas 300 lembar saham ANTM pada 16 Oktober 2025 di harga Rp 3.330 per lembar.
Padahal, kurang dari sebulan sebelumnya, tepatnya pada 26 September 2025, Handi Sutanto baru saja membeli saham ANTM dalam jumlah yang sama di harga Rp 3.190 per lembar.
Nilai transaksi saham ANTM yang relatif kecil justru menimbulkan tanda tanya, apakah langkah ini sekadar transaksi pribadi biasa, atau ada sinyal tertentu yang perlu dicermati investor.
Pelepasan saham oleh pejabat tinggi perusahaan publik kerap dipandang sebagai indikator sentimen terhadap kinerja atau prospek perusahaan.
Dalam konteks Antam, aksi jual ini muncul di tengah dinamika harga komoditas logam yang fluktuatif dan tekanan terhadap sektor pertambangan BUMN.
Sejauh ini, belum ada penjelasan resmi dari pihak Antam mengenai motif di balik transaksi tersebut.
Namun, publik tentu berhak mengetahui apakah tindakan ini murni keputusan investasi pribadi, atau mencerminkan pandangan internal terhadap arah bisnis perusahaan.
Keterbukaan dan transparansi menjadi kunci bagi perusahaan publik seperti Antam untuk menjaga kepercayaan pasar. Setiap langkah pejabatnya, sekecil apa pun, dapat memberi sinyal yang signifikan bagi investor dan pemegang saham.













