JAKARTA,Cobisnis.com – Pertumbuhan ekonomi nasional kedepannya kian membutuhkan peran sektor swasta. Karena itu pemerintah harus melakukan sosialisasi postur APBN 2023 dan berbagai tantangannya kepada seluruh stakeholders.
Mantan Menteri Perdagangan dan kini menjabat Executive Chairman Beritasatu Media Holdings, Enggartiasto Lukita, menilai ekonomi nasional tidak mungkin bertumbuh dengan mengandalkan APBN semata. Investasi sektor swasta masih sangat dibutuhkan untuk ikut mendukung pergerakan ekonomi. “Peran swasta harus didorong agar mau masuk untuk berinvestasi. Pemerintah harus menjelaskan bagaimana kesiapan pemerintah di tengah tekanan global. Lalu bagaimana postur APBN dan kondisi kedepannya. Khususnya jelang momen Pemilu,” ujar Enggartiasto dalam jumpa pers di Gedung Patra Jasa, Jakarta (3/10/2022).
Dirinya menilai pelaku swasta membutuhkan keyakinan mengenai
stabilitas politik hingga 2024 nanti. Pesta demokrasi yang akan dilakukan diyakini akan meningkatkan konsumsi masyarakat. “Tapi harus diingat jangan sampai kepentingan politik mengganggu perekonomian Indonesia,” ujarnya.
Dia juga menegaskan ekonomi nasional membutuhkan optimisme masyarakat sehingga konsumsi tetap terjaga. Terlebih dalam menyambut tahun 2023 yang disebut-sebut penuh ketidakpastian.
Meski berada di situasi penuh ketidakpastian akibat gejolak geopolitik internasional, Enggar memandang, masyarakat patut bersyukur atas capaian Indonesia menjadi negara terbaik dalam pengendalian inflasi. Demikian pula dengan nilai tukar atau depresiasi rupiah yang cukup signifikan tetapi jauh lebih baik dibandingkan negara lain.
“Kita jangan terlalu berada pada ketidakpastian, ragu, dan sebagainya. Di satu sisi kita perlu hati-hati tetapi kita harus berbuat. Juga disampaikan Pak Presiden agar kita tetap optimistis pada setiap capaian ini sehingga kita bisa beranjak lebih lanjut,” tegas Enggar.
Beritasatu Media Holdings (BSMH) akan menggelar Investor Daily Summit (IDS) pada 11-12 Oktober 2022 di Jakarta Convention Center. IDS tahun ini berskala internasional yang akan dibuka oleh Presiden joko Widodo sekaligus dihadiri tujuh menteri dan pejabat setingkat menteri, serta lebih dari 50 pembicara yang terdiri dari pembicara-pembicara internasional, pimpinan badan usaha milik negara (BUMN), dan swasta.
Sebelumnya Equity Analyst dari PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Erisa Nazrin Habsjah mengatakan ekonomi nasional masih dalam tren positif. Dia mencontohkan potensi bank digital masih sangat baik karena penetrasi perbankan masih relatif jauh lebih rendah dibandingkan negara lain. “Di Indonesia, masih ada kelompok besar masyarakat yang belum terlayani oleh sektor perbankan (underserved segment), sehingga keberadaan bank digital diharapkan meningkatkan inklusi masyarakat bertransaksi perbankan,” ujar Erisa dalam keterangan resmi beberapa waktu lalu.
Menurutnya sektor perbankan Indonesia mengalami peningkatan kinerja seiring dengan pemulihan ekonomi. Di bulan Juni 2022 pertumbuhan kredit mencapai 10,3% YoY dan terjadi menyeluruh di semua kategori yaitu kredit konsumsi, kredit modal kerja, dan kredit investasi.
Dari sisi segmen, pertumbuhan tertinggi terjadi di segmen UMKM yang tumbuh 17,4% YoY. Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami peningkatan, naik 8,9% YoY.
Kualitas aset terus mengalami peningkatan sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi, dengan Non-Performing Loan (NPL) terjaga di level 3%.
Di tengah kenaikan suku bunga acuan bulan Agustus dan kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) ke level 9% di bulan September ini, likuiditas perbankan masih sangat baik. Data Loan to Deposit (LDR) berada di level 84%.
“Kunci keberhasilan bank digital terletak pada ekosistem yang akan dituju. Selama memiliki ekosistem yang jelas, bank digital dapat melayani pihak-pihak yang berada dalam ekosistem tersebut,” ujarnya.