Cobisnis.com – Menteri Perdagangan RI Agus Suparmanto menegaskan pentingnya integrasi dan digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bagi kondisi perekonomian negara-negara yang tergabung dalam Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC).
“Peran UMKM pada Ekonomi APEC semakin signifikan untuk pertumbuhan ekonomi, peningkatan perdagangan, kesempatan kerja, pengentasan kemiskinan, dan peningkatan inovasi,” kata Mendag Agus di acara APEC Small and Medium Enterprises (SME) Business Forum yang digelar virtual, Senin (14 Desember 2020).
APEC SME Business Forum digelar pada 13 – 15 Desember 2020 secara hybrid di Shenzen, China. Pertemuan tersebut bertujuan mempromosikan ketahanan dan keberlanjutan UMKM di kawasan Asia Pasifik, sekaligus memperingati 40 tahun terbentuknya Zona Ekonomi Khusus Shenzhen.
Mendag menuturkan bahwa UMKM mendapat gempuran yang keras dari
guncangan ekonomi akibat tindakan pencegahan penyebaran virus Covid-19. Untuk itu, para Ekonomi APEC tengah mengintensifkan upaya menuju ketahanan dan kemakmuran di kawasan, dengan semangat
tidak ada ekonomi yang tertinggal.
Mendag mengingatkan pentingnya kerja sama rantai industri dengan UMKM. Melalui kolaborasi dan kerja sama yang erat dengan sektor swasta, pemerintah Indonesia berupaya menjaga keberlanjutan UMKM dengan cara memasukkan pemberdayaan UMKM sebagai prioritas nasional dalam lingkup industri 4.0.
Pemerintah Indonesia juga memberikan sarana perdagangan untuk mempromosikan produk dengan menyusun program penguatan daya saing UMKM. Langkah-langkah yang dilakukan berupa dukungan dan fasilitasi akses keuangan, akses sumber bahan baku dan bahan setengah jadi, teknologi dan infrastruktur produksi, serta peningkatan SDM dan kapasitas produk UMKM.
“Keberlanjutan UMKM juga ditunjang dengan membina promosi produk UMKM yang lebih luas dan membantu penetrasi pasar ritel, pasar daring, atau platform digital lainnya,” ujar Mendag.
APEC adalah forum kerja sama 21 ekonomi di lingkar Samudra Pasifik. Kegiatan utama APEC meliputi kerja sama perdagangan, investasi, serta kerja sama ekonomi lainnya untuk mendorong pertumbuhan dan peningkatan kesejahteraan di kawasan Asia-Pasifik.
Kerja sama APEC bersifat non-politis dan keputusan yang dihasilkan sering kali tidak bersifat mengikat. Pada 2019, anggota Ekonomi APEC mewakili 39 persen penduduk dunia (2,9 miliar jiwa), 47 persen perdagangan global (USD 22 triliun), dan 60 persen dari total riil GDP dunia (USD 48 triliun).
Secara nilai, ekspor perdagangan Indonesia dengan kawasan APEC menunjukkan penurunan pada 2019.
Total nilai ekspor Indonesia tahun 2019 ke anggota APEC tercatat sebesar USD 125,1 miliar, dibandingkan tahun 2018 yang sebesar USD 129,2 miliar.