JAKARTA,Cobisnis.com – Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI) Tatang Nurhidayat mengatakan, penetrasi asuransi di tanah air dari segi kepemilikan polis masih tergolong rendah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Menurutnya, pemahaman masyarakat serta kesadaran untuk memiliki asuransi, juga masih belum merata sebagaimana yang diharapkan.
“Hal ini tentu membutuhkan dukungan dari semua pihak untuk bersama dengan cara meningkatkan literasi dan edukasi asuransi ke segmen-segmen yang lebih luas lagi,” ujar Tatang dalam sambutannya pada kegiatan puncak Hari Asuransi di Jakarta, Kamis 20 Oktober.
Tatang menambahkan, perayaan Hari Asuransi merupakan bentuk komitmen berkelanjutan DAI bagi masyarakat Indonesia, sekaligus menjadi momentum bagi industri untuk lebih gencar memberikan sosialisasi mengenai pentingnya perlindungan diri melalui asuransi.
“Melalui tema ‘Literasi Asuransi Untuk Negeri’, insan asuransi ingin menggambarkan tujuan bersama untuk meningkatkan pemahaman asuransi, khususnya meningkatkan edukasi dan literasi keuangan dalam mendorong ketersedian akses dan layanan keuangan yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia,” urainya.
Tatang menambahkan, DAI menjalankan fungsi pendidikan, mediasi, informasi dan komunikasi antara anggota asosiasi, masyarakat dan pemerintah.
“Dalam pelaksanaannya DAI melakukan berbagai kegiatan yang memfokuskan pada edukasi dan sosialisasi asuransi kepada seluruh lapisan masyarakat, baik untuk kalangan internal maupun eksternal industri perasuransian,” lanjut Tatang.
Sementara itu, Ketua Panitia Hari Asuransi 2022, Retno Susanti menuturkan, tingkat pendidikan, kesadaran dan pendapatan masyarakat memang masih menjadi tantangan yang utama.
Untuk itu, lanjut dia, industri asuransi memiliki perhatian lebih untuk memajukan tumbuh kembang bisnis asuransi tanah air.
“Oleh sebab itu, sesuai dengan tema, kegiatan Hari Asuransi 2022 lebih difokuskan pada Literasi Asuransi kepada masyarakat umum, agar tujuan kami menjadikan masyarakat Indonesia dapat lebih mengenal, memahami dan kesadaran untuk memiliki jaminan asuransi dapat terwujud seperti yang tertuang dalam tagline Kenali-Pahami-Miliki,” lanjut Retno.
Asal tahu saja, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penetrasi asuransi terhadap PDB Indonesia baru mencapai 3,18 persen pada tahun 2021.
Secara rinci, penetrasi asuransi jiwa di Indonesia baru mencapai 1,19 persen, asuransi umum 0,47 persen, asuransi social 1,45 persen, dan asuransi wajib 0,08 persen dengan angka desitas asuransi sebesar Rp1,82juta.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2019 menunjukkan indeks literasi keuangan baru sebesar 38,03 persen dengan tingkat literasi asuransi baru mencapai 19,4 persen.
Pada saat yang indeks inklusi keuangan Indonesia mencapai sebesar 76,19 persen.