Cobisnis.com – ByteDance akhirnya lebih memilih proposal Oracle dibandingkan Microsoft sebagai mitra di Amerika Serikat. Melihat kesepakatan tersebut, Presiden Donald Trump gusar dan tidak senang. Kerja sama itu membuat ByteDance tetap mempertahankan mayoritas kepemilikan aset TikTok sementara Oracle hanya saham minoritas.
Dikutip Bloomberg, pada Kamis (17/9/2020), para pejabat tinggi Gedung Putih dikabarkan proposal Oracle untuk operasi TikTok di AS gagal memberikan solusi atas isu keamanan nasional. Meskipun kesepakatan masih dapat berubah, hasil akhir tetap bergantung pada Trump yang memiliki wewenang untuk menyetujui atau menolak proposal tersebut.
“Secara konseptual, saya dapat memberitahu Anda bahwa saya tidak suka itu. Saya belum ingin menandatangani persetujuan apa pun, dan perlu mengetahui lebih detail proposalnya,” ujar Trump seperti dikutip iNews.
Menteri Luar Negeri AS, Michael Pompeo khawatir kepemilikan mayoritas oleh Bytedance masih dapat mengakses data sekitar 100 juta pengguna TikTok di Amerika. Jika menilik dari buti kesepakatan, tercantum justru Oracle yang akan bertanggung jawab untuk menyimpan data pengguna TikTok.
Sejatinya TikTok telah menjadi target Trump beberapa bulan terakhir yang sering dikaitkan dengan menghukum China atas kemunculan Covid-19. Berulang kali ditegaskan Presidenn AS tersebut bahwa penjualan operasi TikTok harus menyertakan pembayaran dengan jumlah besar kepada negara di samping penguasaan saham mayoritas oleh perusahaan AS.