JAKARTA , Cobisnis.com — PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah di Tanah Air melalui kerja sama dengan stakeholder strategis. Terbaru, perseroan memperkuat kerja sama yang sudah terjalin dengan PT Badak NGL di Bontang, Kalimantan Timur, untuk menambah pemanfaatan layanan jasa dan produk perbankan syariah.
Usai penandatanganan kesepakatan tersebut, Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna mengatakan, kerja sama ini menjadi akses masuk penguatan inklusi keuangan syariah bagi seluruh manajemen dan karyawan, pensiunan PT Badak NGL. Terutama payroll maupun pembiayaan.
“Melalui penandatangan MOU antara BSI dan PT Badak LNG, kami siap mengoptimalkan layanan bagi seluruh manajemen dan karyawan PT Badak LNG untuk dapat menikmati layanan perbankan syariah bersama BSI,” kata Anton.
Seperti diketahui, PT Badak NGL merupakan anak usaha dari Pertamina Hulu Energi yang bergerak di bidang produksi gas alam cair dan LPG. Kilang milik perusahaan ini di Bontang memiliki 8 train yang dirancang dapat memproduksi LNG sebanyak 22,5 juta metrik ton per tahun, sehingga menjadikan PT Badak NGL sebagai produsen gas alam cair terbesar di Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, President Director & CEO PT Badak NGL Ahmad Kosasih mengatakan pihaknya berterima kasih kepada BSI yang telah menjadi mitra strategis untuk mendekatkan perbankan syariah di lingkungan perusahaan tersebut.
“Kami ucapkan terima kasih segenap pihak atas sinergi yang telah terjalin selama ini dan ke depannya. Semoga kerja sama ini memberikan kontribusi optimal bagi kemajuan bisnis kedua belah pihak serta dalam rangka memajukan perekonomian di Indonesia,” tuturnya.
Selain meningkatkan literasi dan inklusi layanan perbankan syariah, melalui berbagai sinergi dengan stakeholder strategis semacam ini BSI pun berhadap dapat menjaga kinerja berkelanjutan. Adapun kinerja BSI berada di atas rata-rata industri perbankan nasional pada kuartal I/2024.
Laba BSI tumbuh 17,07% menjadi 1,71 Triliun, dengan aset sebesar Rp358 triliun yang tumbuh 14,25%. Return On Asset (ROA) perseroan sebesar 2,51%, dengan Return On Equity (ROE) 18,30%, dan Financing to Deposit Ratio (FDR) sebesar 83,05%. Adapun Non-Performing Financing (NPF) gross 2,01%.
Artinya, rasio keuangan BSI sehat dan solid di tengah kondisi tantangan ekonomi yang fluktuatif. Di sisi lain, dari sisi kerja sama ini mudah-mudahan menjadi awalan yang baik bagi bisnis kedua belah pihak dan dapat turut serta mendorong kemajuan ekonomi syariah di Tanah Air.