JAKARTA, Cobisnis.com — Mudik atau pulang kampung di saat Lebaran, seperti sudah menjadi tradisi wajib bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Tahun ini PT Jasa Marga (Persero) mencatat,
untuk pengguna kendaraan pribadi jumlah kendaraan yang keluar Jabodetabek pada periode arus mudik hingga H-2 Lebaran sebanyak 1.136.051 kendaraan. Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadi
daerah yang paling banyak didatangi pemudik.
Menempuh perjalanan jauh, memastikan kendaraan tetap dalam kondisi prima untuk aktivitas sehari-hari pasca-mudik, tentu sangat penting dilakukan Setelah perjalanan jauh, selain perlu mengecek dan mungkin merekondisikan kendaraan Anda,juga tidak kalah penting untuk mengecek kondisi kaki kaki, termasuk kondisi ban mobil. “Ban mobil menjadi salah satu faktor penentu keselamatan pengendara bersama penumpang. Setelah perjalanan panjang kembali dari kampung halaman, ban perlu dicek untuk tetap menjaga keselamatan pengendara dan penumpang agar tetap nyaman dikendarai pasca-liburan,” ujar Fisa Rizqiano, Deputy Head of Original Equipment (OE) Bridgestone Indonesia.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan pengecekan ban:
Tekanan angin
Meskipun ban tidak mengalami kejadian yang bisa menurunkan tekanan angin (seperti bocor kena tusukan, bocor di pentil), pada kondisi normal ban angin dapat berkurang secara perlahan melalui
pori pori ban yang biasa disebut dengan proses ‘osmosis’. Selain itu tekanan ban berkurang setelah berkendara karena panas gesekan jalan menghangatkan udara di dalam ban. Peningkatan suhu ini
menyebabkan udara mengembang sehingga mengurangi tekanan ban. Untuk itu, periksa tekanan angin dan disesuaikan dengan standar.
Waktu terbaik untuk memeriksa tekanan ban adalah ketika ban dalam keadaan dingin, idealnya tercapai saat kendaraan berada dalam kondisi berhenti selama
kurang lebih tiga jam. Perlu dicatat bahwa tekanan yang berada pada sumbu yang sejajar harus sama, sementara tekanan pada ban depan dan belakang dapat saja berbeda. Informasi tekanan ban ideal dapat Anda lihat pada lis pintu sopir bagian atau pada buku owner’s manual kendaraan Anda. Jangan lupa untuk mengecek tekanan angin ban serep.
Cek fisik ban termasuk keausan telapak
Lakukan pengecekan fisik ban, mulai dari dinding ban (sidewall). Jika tapak ban sudah aus,kendaraan bisa saja tetap tergelincir meski roda sudah terkunci dalam kondisi pengereman hard
braking. Untuk mudahnya, tingkat keausan ban dapat diketahui dengan melihat Tire Wear Indicator (TWI) yang berada pada dinding samping (sidewall) ban. Jika tapak ban sudah sejajar dengan garisgaris TWI, artinya kedalaman tapak yang tersisa sudah kurang dari batas aman, yakni 1.6mm, dan sudah memerlukan penggantian ban.
Selain kedalaman tapak, kondisi fisik lain yang perlu diperhatikan adalah adanya kerusakan ban, seperti retak, benjol, memar maupun adanya paku atau benda asing lain yang menempel pada ban. Jangan sepelekan tanda-tanda kerusakan tersebut,karena dapat mengakibatkan integritas struktural ban melemah, sehingga lebih mudah pecah atau sobek jika terkena benturan.