Cobisnis.com – Di tengah merebaknya pandemi wabah virus Covid-19, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk yang berkode saham IPCC mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja positif per Februari 2020.
Positifnya kinerja tersebut salah satunya ditopang oleh masih berjalan normalnya kegiatan bongkar muat kendaraan di lapangan internasional IPCC. “Selain itu, kinerja didukung oleh masih adanya permintaan akan kendaraan dari sejumlah mitra di negara-negara tujuan ekspor,” kata Corporate Secretary IPCC Sofyan Gumelar di Jakarta, Kamis 19 Maret 2020.
Tercatat jumlah kendaraan yang diekspor sepanjang 2 bulan di awal tahun ini sebanyak 49.046 unit Completely Built Up (CBU) atau mengalami kenaikan 17,17 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sebesar 41.860 unit.
Dari jumlah kendaraan yang diekspor tersebut, IPCC melayani kegiatan ekspor kepada 92 negara tujuan ekspor. Tercatat dari 92 negara tujuan ekspor tersebut, Filipina masih mendominasi pengiriman kendaraan CBU ekspor dimana tercatat sebanyak 14.125 unit CBU sampai dengan Februari 2020 atau mengalami peningkatan 20,71 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sebesar 11.702 unit CBU.
“Angka tersebut memiliki kontribusi sebesar 28 persen dari total kendaraan CBU yang telah di ekspor sepanjang dua bulan pertama di tahun ini,” ujarnya.
Tidak hanya Filipina, untuk wilayah ASEAN, kendaraan yang di ekspor dari Indonesia ialah ditujukan ke sejumlah negara, antara lain Brunei Darussalam sebanyak 386 unit CBU atau naik 66,38 persen dari 232 di periode yang sama di tahun lalu;
Malaysia dengan pengiriman ekspor yang naik 50 persen dari 346 unit CBU menjadi 519 unit CBU; Myanmar meningkat 146,55 persen menjadi 572 unit CBU; Laos sebanyak 43 unit CBU atau lebih rendah 60,19 persen dari 108 unit CBU; dan Vietnam yang juga lebih rendah 11,14 persen dengan pengiriman ekspor sebanyak 6.029 unit CBU dari 6.785 unit di periode yang sama di tahun lalu.
Sementara itu, untuk tujuan ekspor Thailand turun 29,01 persen menjadi 3.553 unit CBU dan Singapura turun 51,16 persen menjadi 126 unit CBU hingga Februari 2020.
Hal yang menarik ialah, dari sejumlah negara tujuan ekspor kendaraan CBU, Saudi Arabia mengalami lonjakan pengiriman. Tercatat sepanjang dua bulan pertama tahun ini pengiriman mencapai 9.244 unit CBU. “Memang terlihat hanya berkontribusi 18,85 persen dari total ekspor kendaraan CBU namun, angka tersebut melonjak 239,10 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sebesar 2.726 unit CBU,” papar dia.
Permintaan kendaraan CBU di Saudi Arabia telah meningkat sejak 2019 setelah mengalami recovery/pemulihan 5-6 tahun sebelumnya di mana negara tersebut sempat mengalami penurunan ekonomi akibat turunnya harga minyak mentah dunia. “Akan tetapi, recovery terjadi ketika Saudi Arabia tidak hanya mengandalkan minyak namun, membuka diri terhadap aktivitas bisnis lainnya, terutama melalui Greater Arab Free Trade Agreement (Gafta) di antara 17 negara yang tergabung dalam Middle East and North Africa atau MENA,” ungkap dia.
Tidak hanya itu, Saudi Arabia juga menjalin kerjasama bisnis dengan sejumlah negara di Eropa, Africa, dan Asia untuk menambah added value bagi negaranya.
Tidak hanya Saudi Arabia, Kuwait turut mengalami lonjakan pengiriman ekspor dimana naik 120,39 persen menjadi 1.243 unit kendaraan CBU dari 564 unit CBU di periode yang sama di tahun sebelumnya. Begitupun dengan Uni Arab Emirates yang naik 4,4 persen menjadi 1.566 unit CBU dan Yaman yang melakukan pengiriman 108 unit CBU dari sebelumnya tidak ada pengiriman ekspor.
Di tempat lain, untuk angka impor sampai dengan bulan Feburari 2020 cenderung menurun 40 persen, dari 11.765 unit CBU di tahun sebelumnya menjadi 7.058 unit CBU. Thailand masih mendominasi impor kendaraan ke Indonesia dengan kontribusi 55,23 persen.
Adapun sepanjang dua bulan pertama di tahun ini, angka impor dari Thailand sebesar 3.898 unit CBU atau lebih rendah 26,95 persen dibandingkan 5.336 unit CBU di periode yang sama di tahun lalu. Peningkatan impor terjadi dari negara Singapura yang naik 72 persen menjadi 43 unit CBU sepanjang 2 bulan pertama tahun ini; lalu Jerman naik 5,48 persen menjadi 77 unit CBU; dan Jepang yang berada di angka 2.490 unit CBU atau naik 3,84 persen.
Sementara itu, menurut Investor Relation IPCC Reza Priyambda, masih berjalan normalnya aktivitas bongkar muat kendaraan di IPCC menunjukan bahwa IPCC mampu untuk tetap beroperasi melayani para customer-nya sekaligus sebagai perwujudan pemberian kepercayaan dari para customer dan mitranya terhadap layanan dan fasilitas yang diberikan oleh IPCC.
“Pelaku pasar sebaiknya tidak terlalu panik dan dapat melihat adanya peningkatan dari aktivitas tersebut, terutama dari arus bongkar muat ekspor CBU,” kata Reza.
Diharapkan adanya imbas penyebaran covid-19 ini tidak sampai mengganggu aktivitas layanan bongkar muat kendaraan di lapangan IPCC ke depannya. “Meski demikian, dari sisi internal, kami tetap mengupayakan kehati-hatian terhadap penyebaran virus tersebut melalui peningkatan program Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan kerja (K3) baik terhadap seluruh pegawai maupun para mitra dan customer IPCC,” pungkas Reza.