JAKARTA, Cobisnis.com – Bank Indonesia (BI) berkomitmen dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah volatilitas global.
Untuk informasi, Berdasarkan data Bloomberg, pada Senin, 26 Mei pukul 13.33, nilai tukar rupiah menguat sebesar 0,50 poin atau 0,00 persen ke level Rp16.217 per dolar AS.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menegaskan bahwa Bank Indonesia (BI) akan bersikap all out dan mengoptimalkan seluruh instrumen kebijakan yang tersedia.
Denny menyampaikan Bank Indonesia terus melakukan intervensi di pasar spot, pasar Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), serta pasar offshore.
Selain itu, ia menyampaikan BI juga siap melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder apabila diperlukan.
“BI akan all out untuk membuat rupiah itu lebih stabil dan tentunya BI sudah akan mengoptimalkan instrumen yang ada, melakukan intervensi di pasar offshore, melakukan intervensi di pasar spot, pasar DNDF dan juga apabila diperlukan BI akan melakukan transaksi, terutama pembelian di pasar SBN dalam negeri,” katanya kepada awak media, Senin, 26 Mei.
Adapun, salah satu strategi yang menjadi andalan BI yaitu melalui mekanisme smart intervention yakni intervensi cermat dan terukur yang difokuskan pada pasar non-deliverable forward (NDF) dan pasar offshore.
Ia menyampaikan bahwa berdasarkan data Bloomberg per 26 Mei 2025, rupiah mengalami penguatan sebesar 2,6 persen sejak awal bulan.
“Bulan Mei 2025 kita lihat disini bahwa rupiah, Indonesia rupiah sampai dengan tanggal 26 (Mei) itu mengalami penguatan 2,6 persen. Kemudian di atasnya Indonesia ada Thailand, dia menguat 2,95 persen. Ada Malaysia, dia menguat 2,64 persen. Di bawah Indonesia ada Singapura, Singapur menguat 1,9 persen. Kemudian Filipina dia menguat 1,03 persen. Kita lihat disini pelemahan dialami oleh India rupiah dan juga Hongkong dolar,” jelasnya.
Denny menyampaikan bahwa Bank Indonesia terus berkomitmen hadir di pasar untuk menjaga keseimbangan mekanisme supply and demand serta memastikan agar nilai tukar rupiah tetap berada dalam kondisi yang stabil.
“Intinya sekarang bagaimana kita bisa membuat rupiah stabil dulu ya,” tegasnya.
Menurutnya, fokus utama saat ini menjaga stabilitas rupiah lantaran ketidakpastian kondisi global yang masih berlangsung.
Karena itu, ia menambahkan yang ingin dipastikan adalah bahwa ekonomi domestik tetap kuat, inflasi tetap rendah dan terjaga, nilai tukar stabil.
“Bank Indonesia komitmen untuk terus mendukung pertumbuhan ekonomi sehingga semuanya itu membuat Indonesia mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap ketidakpastian yang sedang terjadi di pasar global ini,” tuturnya.














