Cobisnis.com – PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) atau BGR Logistics menyelesaikan revitalisasi gudang modern unit pengantongan pupuk (UPP) yang berlokasi di Kompleks Pergudangan BGR Logistics Divisi Regional Medan, Sumatera Utara.
Revitalisasi gudang modern ini dilakukan dalam rangka meningkatkan layanan jasa kepada pelanggan.
Asisten Deputi Bidang Industri Pangan & Pupuk Kementerian BUMN Zuryati Simbolon memberikan apresiasi atas usaha BGR Logistics dalam menyelesaikan revitalisasi sekaligus meresmikan gudang modern unit pengantongan pupuk untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan pupuk yang selama 44 tahun telah menggunakan jasa BGR Logistics.
“Dalam 5 tahun terakhir ini, BGR Logistics telah berubah menjadi lebih inovatif dan nantinya akan mampu menjadi supply chain integrator dari holding BUMN klaster pangan,” ujarnya dalam keterangan tertulis dilansir Antara, Minggu (11 April 2021).
Ia mengapresiasi usaha BGR Logistics yang telah menjadi perusahaan mandiri, inovatif, dan selalu siap dengan perubahan untuk menjadi yang lebih baik.
“Saya berharap nantinya BGR Logistics menjadi panutan untuk sembilan perusahaan lainnya di klaster pangan untuk selalu menjaga sinergi BUMN untuk Indonesia maju,” kata Zuryati.
Direktur Utama BGR Logistics M Kuncoro Wibowo mengatakan Gudang Modern UPP Medan merupakan revitalisasi dari delapan gudang dengan total luas esksisting 11.520 meter persegi dengan maksimal daya tampung pupuk sebanyak 28.750 ton.
Setelah dilakukan revitalisasi yang dimulai sejak akhir 2019 kini total luas gudang UPP menjadi 18.776 meter persegi dengan kapasitas penyimpanan pupuk menjadi sebanyak 46.000 ton.
“Dengan adanya revitalisasi ini produktivitas pengantongan atau bagging menjadi meningkat. Semula produktivitas hanya mencapai 1.000 ton/hari sekarang bisa sampai 3.000 ton/hari. Proses revitalisasi yang dilakukan BGR Logistics bersinergi dengan PT Nindya Karya (Persero) dan PT Virama Karya (Persero),” ujar Kuncoro.
Dengan adanya gudang modern UPP Medan ini, maka BGR dapat mengurangi biaya sewa gudang senilai Rp5,7 miliar per tahun.