JAKARTA, Cobisnis.com – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan bahwa mayoritas pembeli karbon melalui Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) masih didominasi oleh pelaku domestik.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menjelaskan bahwa saat ini sekitar 90 persen pembeli karbon berasal dari dalam negeri. Hal ini disebabkan karena perdagangan karbon internasional baru mulai dibuka pada Januari 2025.
“Masih dibutuhkan waktu sampai unit karbon internasional ini dapat dipahami produknya oleh calon pembeli dari luar. Namun kami terus berkoordinasi dengan OJK dan KLH dalam hal pemasaran internasional,” ujarnya, Selasa, 15 Juli.
Ia juga menegaskan bahwa data perusahaan yang melakukan pembelian melalui IDXCarbon bersifat rahasia, sebagaimana transaksi di pasar modal lainnya.
Meski demikian, data beneficiary dari kredit karbon yang sudah retire dapat diakses secara terbuka melalui Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN-PPI), di mana tercantum beberapa nama perusahaan dari berbagai sektor.
Jeffrey optimistis target 150 pengguna Jasa bursa akan tercapai di 2025 lantaran pihaknya telah menyiapkan serangkaian kegiatan hingga akhir tahun ini, termasuk kembali mengadakan program Net Zero Incubator untuk tahun 2025.
Selain itu, ia menyampaikan BEI juga akan menggelar rangkaian roadshow edukasi dan sosialisasi secara luring ke berbagai daerah di dalam negeri, serta menyelenggarakan kegiatan daring untuk menjangkau pasar internasional.
“Kami akan kembali mengadakan Net Zero Incubator untuk tahun 2025 ini. Kami juga ada rangkaian roadshow offline dalam negeri ke beberapa daerah untuk edukasi dan sosialisasi. Acara acara secara online juga ada untuk menarik pasar internasional,” tuturnya.
Untuk informasi sejak resmi diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 11 Juli 2025, IDXCarbon telah mencatatkan total volume transaksi sebesar 1.599.326 ton CO₂e, dengan nilai perdagangan mencapai Rp77,95 miliar.
Adapun dari jumlah tersebut, sebanyak 980.475 ton CO₂e telah di-retire atau digunakan sebagai kompensasi emisi.
Selain itu hingga saat ini, IDXCarbon telah melibatkan 113 pengguna jasa dan mencatatkan total 3.054.454 ton CO₂e Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK), atau sekitar 97 persen dari total unit yang terdaftar dalam Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN-PPI).
Kemudian, sebanyak delapan proyek telah resmi terdaftar di IDXCarbon, mencakup sektor strategis seperti energi terbarukan, pengelolaan limbah, serta pemanfaatan limbah cair pabrik kelapa sawit (Palm Oil Mill Effluent/POME) untuk produksi biogas.














