Cobisnis.com – Emiten farmasi PT Kimia Farma (Persero) Tbk catatkan realisasi belanja modal hingga 30 Juni 2020 mencapai Rp295 miliar atau setara 54 persen dari total pagu sebesar Rp547 miliar.
“2020 kita tak lakukan ekspansi. Tapi ada analisis strategis pengembangan produk dan obat yang terkait dengan bisnis inti. Pengembangan produk sudah dilakukan product development, baik itu untuk Covid-19 maupun nonCovid-19,” imbuh Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo seperti dikutip iNews, di Jakarta, pada Rabu (29/7/2020).
Menurut Verdi, penggunaan belanja modal perseroan sepenuhnya berasal dari kas internal. Sisa belanja modal akan dihabiskan untuk pengembangan bisnis inti seperti pembangunan apotek, laboratorium, hingga pengembangan bahan baku.
Perseroan sejatinya, ungkap Verdi, tak terlalu ekspansif karena belanja modal yang terbatas dan kini hanya fokus menjalankan bisnis yang menjadi mandatory dari pemerintah. Sementara itu, perseroan telah menerima sebagian pembayaran piutang dari pemerintah Rp150 miliar.
Kewajiban utang timbul akibat dari kebijakan BPJS Kesehatan. Debitur utang itu antara lain BPJS, Dinkes, RS pemerintah, RS TNI, dan RS Polri. “Sudah masuk dari total piutang Rp1,13 triliun, itu jumlah masuk kurang lebih Rp 400 miliar. Tapi ada pengambilan lagi jadi nett Rp150 miliar,” tandas Verdi.