JAKARTA, COBISNIS.COM – Bank-bank besar yang tergabung dalam kelompok bank berdasarkan modal inti (KBMI) 4 tetap optimis akan mencetak pertumbuhan laba tahun ini meskipun tantangan yang dihadapi cukup besar.
Namun, pertumbuhan tersebut diproyeksi hanya akan tumbuh tipis akibat kenaikan biaya dana di tengah era suku bunga tinggi dan peningkatan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) usai berakhirnya relaksasi restrukturisasi Covid-19.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyampaikan bahwa total target laba yang dilaporkan bank KBMI 4 ke OJK tahun ini hanya sebesar Rp 177,75 triliun, yang hanya tumbuh 2,43% dari perolehan laba di tahun 2023. Dian juga menyebutkan bahwa kredit ditargetkan sebesar Rp 3.984 triliun, tumbuh 7,4% dari tahun 2023.
Berdasarkan laporan bulanan per April 2024, kinerja KBMI 4 masih menunjukkan pertumbuhan. Pertumbuhan terbaik dicatat oleh Bank Central Asia (BCA) yang membukukan laba bersih sebesar Rp 17,21 triliun, tumbuh 11,62% secara tahunan.
Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 6,52% menjadi Rp 24,64 triliun dan pendapatan non-bunga meningkat 6,77% menjadi Rp 7,72 triliun, sementara biaya provisi hanya naik 2,8% menjadi Rp 1,39 triliun.
Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 17,82 triliun, tumbuh 4,49% secara tahunan. Pertumbuhan laba ini terutama didorong oleh pendapatan non-bunga yang melonjak 27,12% menjadi Rp 15,36 triliun, meskipun pendapatan bunga bersih hanya tumbuh 5,56% menjadi Rp 37 triliun. Beban kerugian penurunan nilai aset bank ini juga meningkat sebesar 36,4% yoy menjadi Rp 14 triliun, menyebabkan pertumbuhan laba yang hanya tipis.
Bank Mandiri (BMRI) melaporkan laba sebesar Rp 14,66 triliun, meningkat 2,74% secara tahunan. Pertumbuhan laba ini ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 4,97% menjadi Rp 24,07 triliun, meskipun pendapatan non-bunga turun 1,68% menjadi Rp 9 triliun. Biaya provisinya hanya naik 1,47% menjadi Rp 3,3 triliun.
Sementara itu, Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) membukukan pertumbuhan laba sebesar 1,58% yoy menjadi Rp 6,8 triliun. Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan pendapatan non-bunga sebesar 7,32% menjadi Rp 6,4 triliun dan penurunan beban provisi sebesar 18,9% menjadi Rp 2,2 triliun, meskipun pendapatan bunga bersihnya turun 9,6% menjadi Rp 12,2 triliun.
Dari sisi ekspansi kredit, Bank Mandiri tercatat memiliki pertumbuhan paling tinggi dengan kredit yang tumbuh 21,54% secara tahunan per April 2024. Selanjutnya, BCA mencatat pertumbuhan kredit sebesar 16,5%, BNI sebesar 12,9%, dan BBRI tumbuh 11,96%.






