JAKARTA,Metapos.id – Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia atau Asippindo terus mempromosikan manajemen keberlanjutan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah sebagai respons atas kebijakan pemerintah terkait dengan integrasi konsep lingkungan, sosial, dan tata kelola. Dukungan Asippindo terhadap integrasi konsep tersebut juga dilakukan melalui inisiatif penjaminan hijau atau green guarantee.
Manajemen berkelanjutan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) diimplementasikan melalui penyesuaian model bisnis yang memperhatikan dampak bisnis terhadap lingkungan dan kondisi sosial, sekaligus sesuai dengan tata kelola usaha yang baik. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Asippindo Ivan Soeparno saat menjadi pembicara dalam Indonesia – Korea Financial Cooperation Forum ke-2 yang diselengarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama dengan Council on International Financial Cooperation (CICF) di Jakarta, Senin (4/9/2023). Asippindo merupakan asosiasi yang didirikan pada 2012 dengan anggota saat ini sebanyak 22 perusahaan penjaminan di Indonesia.
”Asippindo terus berusaha mendorong dan mengembangkan peran perusahaan penjaminan sebagai salah satu alternatif menumbuhkan perekonomian melalui usaha mikro, kecil, dan menengah,” ujar Ivan.Perusahaan penjaminan memiliki peran penting dalam menjaga pertumbuhan ekonomi di sektor riil karena sebagian besar lapangan usaha di Indonesia digerakkan oleh sektor UMKM.
Sektor ini juga menyerap sekitar 97% angkatan kerja atau setara dengan sekitar 119,5 juta tenaga kerja dengan kontribusi ke produk domestik bruto sekitar 61%.
Walaupun kontribusi terhadap produk domestik bruto dan penyerapan tenaga kerja besar, akses UMKM terhadap pendanaan masih sangat terbatas. Saat ini, baru sekitar 30% UMKM yang sudah memiliki akses terhadap pinjaman dari perbankan.
”Perusahaan penjaminan berperan menjembatani UMKM dengan lembaga keuangan melalui penjaminan kredit sehingga UMKM bisa mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan,” ujar Ivan.Menurut Ivan, Asippindo sejalan dengan konsep ESG yang diluncurkan oleh pemerintah dan terus mendorong anggotanya untuk mengadopsi konsep ESG dalam model bisnisnya.
Hubungan dagang Indonesia dan Korea Selatan juga berperan dalam menggerakkan kegiatan ekonomi UMKM, khususnya di sektor produksi dan distribusi. Di Asia, nilai perdagangan Indonesia dan Korea Selatan termasuk signifikan. Di kedua negara, perusahaan penjaminan menjadi mitra bagi UMKM dalam mengakses permodalan ke bank.
Sejalan dengan adopsi konsep lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG), perusahaan penjaminan juga ikut berperan dalam mengampanyekan ekonomi berkelanjutan melalui sejumlah inisiatif. Salah satu inisiatif strategis ESG dari industri penjaminan adalah konsep penjaminan hijau (green guarantee) yakni penjaminan bagi model pembiayaan hijau. Selain itu, dari sisi proses bisnis internal, perusahaan penjaminan terus didorong untuk bertransformasi ke arah digital untuk mengefisienkan transaksi dan proses bisnis tanpa kertas dan berorientasi lingkungan.