JAKARTA, COBISNIS.COM – Istilah “kelas atas,” “kelas menengah,” dan “kelas bawah” sering terdengar dalam pembicaraan mengenai ekonomi dan masyarakat.
Namun, apa sebenarnya makna dari kategori-kategori ini?
Meskipun tidak ada definisi baku yang sempurna, salah satu cara umum untuk memahami kelas ekonomi adalah dengan melihat kekayaan bersih seseorang.
Mengutip dari Benzinga, kekayaan bersih bukan hanya tentang uang tunai yang dimiliki di bank, melainkan nilai total aset dikurangi jumlah utang.
Menurut data terbaru dari Federal Reserve, ada pembagian kekayaan berdasarkan kategori kelas ekonomi. Bagi mereka yang berada di kelas atas, 10% orang terkaya memiliki kekayaan bersih rata-rata sebesar US$ 2,65 juta (sekitar Rp 40,96 miliar).
Di kelas menengah, kekayaan bersihnya lebih bervariasi. Kelompok menengah ke atas memiliki rata-rata kekayaan bersih sebesar US$ 300.800 (Rp 4,64 miliar), sementara keluarga kelas menengah umumnya memiliki sekitar US$ 169.420 (Rp 2,61 miliar). Untuk kelas menengah ke bawah, jumlah kekayaan bersih turun menjadi US$ 58.550 (Rp 905 juta).
Bagi kelas bawah, angka kekayaan bersih turun drastis, dengan rata-rata hanya US$ 16.900 (sekitar Rp 261 juta). Namun, penting untuk diingat bahwa ini hanyalah rata-rata, dan kondisi keuangan setiap individu bisa sangat berbeda.
Misalnya, seseorang yang baru lulus kuliah mungkin memiliki banyak utang tetapi juga berpotensi mendapatkan pekerjaan bergaji tinggi, atau seseorang yang sudah pensiun mungkin memiliki rumah tanpa cicilan tetapi penghasilan yang terbatas.
Kekayaan bersih memang penting, tetapi sering kali kehidupan sehari-hari lebih dipengaruhi oleh penghasilan dan biaya hidup. S
eorang guru di kota kecil mungkin memiliki kekayaan bersih lebih rendah daripada seorang aktor yang sedang berjuang di kota besar, namun secara finansial, siapa yang sebenarnya lebih nyaman?
Apa yang bisa dilakukan dengan informasi ini? Pertama, jangan cemas jika kekayaan bersih Anda belum sesuai harapan. Membangun kekayaan memerlukan waktu, terutama bagi yang masih muda dan baru memulai. Ada beberapa langkah untuk memperbaiki kondisi keuangan, seperti melunasi utang berbunga tinggi, menabung dan berinvestasi secara teratur, serta mempertimbangkan pembelian rumah sebagai bagian dari strategi membangun kekayaan.
Selain itu, investasi pada diri sendiri juga penting. Mengembangkan keterampilan baru dapat membuka peluang kerja dengan gaji lebih tinggi, dan dengan menjaga pengeluaran sesuai kemampuan, Anda bisa menyimpan lebih banyak untuk masa depan.
Bagi yang mendekati atau sudah pensiun, ada beberapa strategi untuk meningkatkan kenyamanan finansial, seperti menunda klaim tunjangan Jaminan Sosial agar jumlah tunjangan yang diterima lebih besar, atau mempertimbangkan untuk menjual rumah yang besar dan pindah ke hunian yang lebih kecil untuk mengurangi biaya hidup.
Pada akhirnya, istilah “kelas atas” atau “kelas bawah” hanyalah label sosial. Yang paling penting adalah kemajuan finansial yang Anda capai dalam perjalanan hidup Anda sendiri. Setiap orang memiliki kondisi dan tujuan yang berbeda. Berkonsultasi dengan penasihat keuangan bisa membantu Anda merencanakan strategi yang sesuai dengan kebutuhan serta aspirasi keuangan pribadi Anda.