JAKARTA,Cobisnis.com – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Pelat Timah Nusantara (Latinusa) Tbk (NIKL) menyetujui rencana perseroan yang akan membagikan dividen tunai sebesar 30 persen dari jumlah laba bersih di 2021 yang sebesar 5,86 juta dolar AS.
“Kalau tidak salah, kami terakhir membagikan dividen di 2013. Jadi memang sudah lama sekali kami tidak membagikan dividen,” kata Direktur Utama Latinusa, Jetrinaldi dalam Public Expose usai RUPST 2022 yang digelar secara daring, Kamis 31 Maret.
Jetrinaldi mengatakan, selama ini para pemegang saham NIKL berharap bisa menerima dividen, maka pada tahun ini RUPST merealisasikan pembagian dividen tunai sebesar 30 persen dari total laba bersih di 2021.
“Dividen per sahamnya sebesar 0,000697 dolar AS,” ucap Jetrinaldi.
Lebih lanjut kata Jetrinaldi, perseroan menginginkan agar seluruh laba bersih 2021 akan dimanfaatkan untuk memperkuat struktur permodalan NIKL. Namun pihaknya menyadari bahwa Latinusa sudah cukup lama tidak membagikan dividen.
“Maka, kami mengajukan kepada pemegang saham untuk pembagian dividen,” ujarnya.
Dia memaparkan, para pemegang saham untuk menerima dividen tunai NIKL adalah investor yang namanya tercatat pada Daftar Pemegang Saham (DPS) pada 12 April 2022. Sementara itu, pembayaran dividen direncanakan akan dilakukan pada 4 Mei 2022.
Dalam pemaparannya, Jetrinaldi menyampaikan bawah di sepanjang 2021 nilai penjualan NIKL mencapai 210,74 juta dolar AS atau bertumbuh 45,61 persen (year-on-year).
“Peningkatan kinerja ini merupakan dampak dari kenaikan volume penjualan, berkat tingkat permintaan yang kuat maupun peningkatan harga jual yang mengikuti tren pergerakan harga global,” tuturnya.
Dia menegaskan, target penjualan di 2022 akan di pada upaya mempertahankan dominasi pangsa pasar melalui strategi yang terkonsentrasi melayani segmen konsumen prima, khususnya industri makanan dan minuman.
“Capex (belanja modal) di 2022 ini dialokasikan sebesar 2 juta dolar AS yang akan difokuskan pada upaya mempertahankan produktivitas dan kualitas produk,” kata Jetrinaldi seraya menyebut bahwa sumber dana capex ini berasal dari kas internal NIKL.