JAKARTA, Cobisnis.com – Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengharapkan tahun 2022 ini Pertamina masih meraup pertumbuhan pendapatan meskipun tidak pernah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) selama dua tahun berturut-turut sejak 2020 dan 2021.
“Kalau tahun ini Pertamina masih belum naikkan harga, dengan melakukan banyak optimasi biaya, semoga tahun ini masih bisa dapat 100 miliar dolar AS (sekitar Rp1.430 triliun),” ujar Ahok dalam DBSI Spring Festival yang dilaksanakan secara virtual, Kamis 10 Februari.
Ahok menuturkan, selama 2 tahun ini Pertamina menjual harga BBM selalu di bawah harga badan usaha lain seperti Shell, Vivo, hingga Total. Meski tidak menaikkan harga, pada tahun 2018-2019, Pertamina mencatatkan keuntungan (laba bersih) sekitar 2,5 miliar dolar AS. Lalu, di 2020, Pertamina juga untung sekitar 1,1 miliar dolar AS.
“Untungnya kita ada UU yang mengatur harus diganti kerugian yang dialami Pertamina walaupun hanya 50 perak sehingga kita masih bisa untung,” kata dia.
Menurutnya, jika pemerintah mengubah skema subsidi BBM dari subsidi berbasis komoditas yakni pada BBM, menjadi subsidi langsung ke orang yang berhak menerima subsidi, pemerintah dapat menghemat devisa hingga 5 miliar dolar AS setiap tahunnya.
“Kalau subsidi langsung ke yang membutuhkan atau bahan bakar subsidi tidak dialihkan ke tambang, pemerintah bisa hemat banyak,” imbuh Ahok.