JAKARTA, Cobisnis.com – Selama ini, Asia telah menjadi tujuan wisata favorit bagi sebagian besar pelancong dari Eropa dan Amerika karena biaya akomodasi dan kuliner yang terjangkau. Namun, ada beberapa kota di Asia yang dikenal memiliki biaya hidup sangat tinggi, seperti yang diungkapkan dalam riset Worldwide Cost of Living 2023 dari Economist Intelligence Unit (EIU).
Dilansir dari The Economist, Singapura telah menempati peringkat tertinggi sebagai tempat tinggal termahal selama sembilan dari 11 tahun terakhir. Pada tahun 2023, kota seluas 734,3 meter persegi ini berbagi peringkat dengan Zurich, Swiss. Hong Kong juga termasuk dalam kota-kota termahal di Asia, bahkan menempati peringkat kelima secara global.
Kota ini menyusul peringkat ketiga dengan Seoul di urutan berikutnya. Selanjutnya, Sydney dan Melbourne menempati peringkat keempat dan kelima. Walaupun beberapa kota mendapat peringkat tinggi, mayoritas kota di Asia mengalami penurunan biaya hidup pada tahun ini.
Sebanyak 46 dari 58 kota yang tercatat dalam survei tersebut mengalami penurunan peringkat. Penurunan ini disebabkan oleh inflasi yang lebih rendah, yang mengakibatkan intervensi bank sentral dan penurunan nilai mata uang terhadap dolar AS di sebagian besar wilayah.
Kota-kota di China mengalami penurunan paling signifikan, rata-rata turun 19 peringkat karena pemulihan ekonomi yang lambat pasca Pandemi Covid-19. Sedangkan tujuh kota di Australia dan Selandia Baru juga mengalami penurunan rata-rata 11 peringkat, karena depresiasi mata uang yang melebihi laju inflasi.
Tokyo dan Osaka di Jepang, dua kota yang pernah masuk dalam 20 kota termahal di dunia pada tahun 2021, terus menurun peringkatnya masing-masing ke peringkat 60 dan 70. Namun, beberapa tempat di Asia mengalami peningkatan biaya hidup. Seoul dan Busan di Korea Selatan naik peringkat karena kenaikan harga di sana lebih cepat dibandingkan di New York. Sementara itu, Bangkok, Thailand, berhasil pulih dari penurunan tahun 2022 karena kekuatan mata uangnya yang lebih tinggi.