Cobisnis.com – Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat, index pertumbuhan asuransi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Tren positif tersebut dibuktikan dengan pertumbuhan industri asuransi jiwa nasional sebesar 14,7% dari Rp149,87 triliun pada kuartal ketiga (Q3) 2018 menjadi Rp171,83 triliun di tahun 2019.
Sementara, total pendapatan premi mencatat kenaikan 2% di 2019 dengan membukukan Rp143,77 triliun, di mana pada Q3 2018 berada di Rp140,94 triliun.
Ini membuktikan bahwa upaya sosialisasi dalam meningkatkan pemahaman akan pentingnya asuransi, termasuk mendorong inklusi dalam industri asuransi, telah berhasil.
“Pertumbuhan ini menempati angka tiga kali lipat dari pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Budi Tampubolon, Ketua Dewan Pengurus AAJI, di acara media workshop AAJI pada Jumat 28 Februari 2020.
“Yang menarik kalau kita bandingkan pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia mengalami rata-rata setahunnya adalah 5%. Jadi, kita bisa lihat untuk asurasi jiwa di Indonesia bisa tumbuh tiga kali lipat dari pertumbuhan ekonomi nasional. Artinya, asuransi jiwa ikut menarik pertumbuhan ekonomi nasional,” papar Budi.
Sedangkan untuk aset dan investasi, total aset industri asuransi jiwa tumbuh sebesar 17,8% per tahun untuk periode 2008-2018.
Industri asuransi jiwa menghimpun dana investasi jangka panjang di antaranya > Rp100 triliun diinvestasikan dalam obligasi, Surat Utang Negara (SUN), sukuk, dan pembangunan infrastruktur.
Sementara lebih dari Rp300 triliun diinvetasikan di pasar modal pertumbuhan dan stabilitas pasar modal.
“Sejalan dengan pentingnya peran sumber daya manusia dan komitmen industri asuransi, data juga mencatat meningkatnya jumlah tenaga pemasar yang berlisensi sebagai bagian dari program pengembangan kapasitas industri secara terus menerus. Jumlah agen yang berlisensi meningkat sebesar 8,6% di 2019,” ucapnya.
“Di 2019, total klaim dan manfaat kesehatan yang dibayarkan oleh pelaku industri sebesar Rp8,18 triliun oleh pelaku industri. Itu artinya, meningkat sebesar 16,0% dibandingkan tahun 2018 yang mencatatkan Rp7,05 triliun,” tutupnya.