Cobisnis.com – Imbas perang dagang Amerika Serikat dan China yang kian memanas, memaksa produsen perangkat elektronik asal Korea Selatan Samsung memutuskan menghentikan kegiatan produksi di pabrik komputer terakhirnya di negeri tirai bambu itu.
Samsung alihkan produksi dari ekonomi terbesar kedua di dunia itu karena telah mengkaji ulang beban produksi rantai pasokan yang bertambah.
Dilansir Reuters, Senin (3/8/2020), berdasarkan laporan terbaru Canalys, di kuartal II-2020 Samsung mengirimkan 53,7 juta smartphone, turun 30% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Penutupan pabrik tersebut yang dilakukan di tengah memanasnya perang dagang China dengan Amerika Serikat (AS) dan dengan pandemi Covid-19 belum tahu kapan berakhirnya membuat biaya tenaga kerja di China terus bertambah dan semakin mahal.
Dikutip South China Morning Post, akibat penutupan pabrik komputer milik Samsung tersebut, membuat 1.700 karyawan akan mengalami kehilangan pekerjangan yang tergolong kepada kontrak di Samsung Electronics Suzhou Computer. Namun, hal itu tidak berlaku bagi yang bekerja di bidang penelitian dan pengembangan perangkat.
Terakhir kalinya Samsung mengirimkan perangkat dari China dengan jumlah besar pada 2012 dengan nilai USD4,3 miliar namun kian menurun setiap tahunnya hingga akhirnya di 2018 hanya senilai USD1 miliar.
“Namun begitu, China akan tetap menjadi pasar penting bagi Samsung. Kami pun akan terus menyediakan produk dan layanan superior produksi kami untuk para konsumen di China. Penutupan pabrik ini bukan berarti segalanya terhenti,” kata pihak Samsung Electronics Suzhou Computer di China, seperti dikutip Reuters.
Sekadar diketahui, di awal 2019, Samsung secara resmi telah menutup pabrik smartphone terakhirnya di China yakni dua lokasi pabrik semikonduktor di wilayah Suzhou dan Xi’an.