JAKARTA, Cobisnis.com – Arab Saudi tengah mengalami kontras cuaca yang mencolok akibat gelombang udara dingin yang meluas ke berbagai wilayah. Saat sejumlah daerah di utara dan dataran tinggi mencatat suhu mendekati titik beku, kota pesisir Jeddah justru menjadi wilayah terpanas di Kerajaan dengan suhu mencapai 30 derajat Celsius.
Mengutip laporan Saudi Gazette, kondisi ini membuat banyak pelancong terkejut, terutama mereka yang berpindah dari wilayah pesisir ke kawasan pedalaman dan utara Arab Saudi. Perbedaan suhu yang tajam terjadi hampir di seluruh penjuru negara.
Wilayah utara seperti Tabuk, Turaif, Qurayyat, Dawadmi, dan Taif dilaporkan mengalami suhu minimum sekitar 2 derajat Celsius. Sementara Sakaka dan Hail berada di kisaran 3 derajat, disusul Buraidah, Bisha, dan Rafha dengan suhu sekitar 4 derajat Celsius.
Di sisi lain, daerah pesisir dan barat masih menikmati suhu yang relatif hangat. Selain Jeddah, Makkah tercatat berada di angka 29 derajat Celsius, Jazan 28 derajat, Yanbu 24 derajat, serta Madinah, Al-Kharj, dan Wadi Al-Dawasir sekitar 19 derajat.
Untuk wilayah tengah dan pegunungan, Riyadh dan Al-Baha mencatat suhu sekitar 15 derajat Celsius, sedangkan Abha dan kawasan Al-Soudah lebih sejuk dengan suhu berkisar 12 derajat.
Badan meteorologi setempat memperingatkan bahwa ketidakstabilan cuaca masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan. Sejumlah wilayah diperkirakan menghadapi hujan ringan hingga lebat, badai petir, kilat, hujan es, serta angin kencang.
Para ahli cuaca menilai fenomena ini merupakan pola musiman yang lazim terjadi pada periode musim dingin, khususnya saat transisi cuaca. Pada fase ini, wilayah utara, tengah, barat, dan barat daya Arab Saudi kerap mengalami perubahan suhu yang cepat dan ekstrem.
Kondisi tersebut kembali menegaskan karakter iklim Arab Saudi yang sangat beragam, mulai dari panas dan lembap di pesisir Laut Merah, udara sejuk di kawasan pegunungan barat daya, hingga musim dingin yang menusuk di wilayah utara dan dataran tinggi.
Kesimpulan
Gelombang udara dingin yang melanda Arab Saudi memperlihatkan perbedaan iklim yang tajam antarwilayah. Ketika Jeddah tetap panas, kawasan utara justru menghadapi suhu mendekati nol derajat. Pola ini merupakan fenomena musiman yang berpotensi memengaruhi aktivitas masyarakat, perjalanan, serta kegiatan luar ruangan dalam beberapa hari ke depan.














