• © Copyright 2025 Cobinis.com – All Right Reserved
Monday, December 22, 2025
Cobisnis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Ekonomi Bisnis
  • Nasional
  • Lifestyle
  • Entertaiment
  • Humaniora
  • Sport
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Foto
  • Beranda
  • Ekonomi Bisnis
  • Nasional
  • Lifestyle
  • Entertaiment
  • Humaniora
  • Sport
  • Teknologi
  • Otomotif
  • Foto
No Result
View All Result
Cobisnis
No Result
View All Result
Home Teknologi

Kapal Selam AS Kalah Jumlah di Pasifik, Korea Selatan Siapkan Rencana untuk Membantu

Zahra Zahwa by Zahra Zahwa
December 22, 2025
in Teknologi
0
Kapal Selam AS Kalah Jumlah di Pasifik, Korea Selatan Siapkan Rencana untuk Membantu

JAKARTA, Cobisnis.com – Amerika Serikat menghadapi tantangan serius di bawah laut kawasan Indo-Pasifik, di mana jumlah kapal selamnya kalah dibandingkan rival regional. Korea Selatan kini muncul dengan sebuah rencana ambisius: bergabung ke jajaran elite negara pemilik kapal selam bertenaga nuklir, sekaligus membantu meringankan beban Angkatan Laut AS di kawasan strategis tersebut.

Dengan restu Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Korea Selatan berpeluang menjadi negara ketujuh di dunia yang mengoperasikan kapal selam bertenaga nuklir, menyusul Amerika Serikat, Rusia, China, Prancis, Inggris, dan India. Langkah ini dinilai dapat menjadi solusi saling menguntungkan. Seoul bisa meningkatkan kemampuan menghadapi ancaman bawah laut Korea Utara dan China, sementara AS dapat mengalihkan kapal selam serang bertenaga nuklirnya ke titik panas lain seperti Laut China Selatan dan perairan sekitar Taiwan.

“Bagi Korea Selatan, ini akan menjadi pengubah permainan dalam menghadapi ancaman bawah laut Korea Utara,” ujar Yu Jihoon, peneliti di Korea Institute for Defense Analyses sekaligus mantan perwira kapal selam Angkatan Laut Korea Selatan.

Kapal selam bertenaga nuklir memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan kapal selam diesel-listrik, seperti kemampuan menyelam dalam waktu sangat lama, kecepatan lebih tinggi, serta tingkat kebisingan yang lebih rendah. Namun, ambisi ini bukan tanpa hambatan. Selama puluhan tahun, Korea Selatan terikat perjanjian nuklir dengan AS yang melarangnya memproses ulang bahan bakar nuklir bekas, meski secara teknologi mampu melakukannya.

Isu tersebut mencuat ke publik ketika Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung secara terbuka meminta Presiden Trump mencabut larangan tersebut dalam pertemuan Oktober lalu. Sehari setelahnya, Trump menyatakan persetujuannya melalui Truth Social, menyebut bahwa Korea Selatan diizinkan membangun kapal selam bertenaga nuklir untuk menggantikan armada diesel yang dinilai kurang lincah.

Lee menegaskan, langkah ini bertujuan meningkatkan kemampuan pelacakan kapal selam China dan Korea Utara, sekaligus “mengurangi beban signifikan bagi pasukan AS” di sekitar Semenanjung Korea.

Dari sisi AS, kebutuhan bantuan memang nyata. Data Angkatan Laut AS menunjukkan bahwa per Juli 2025, AS hanya memiliki 49 kapal selam serang yang harus mencakup seluruh lautan dunia. Sementara itu, ratusan kapal selam asing terutama milik China, Rusia, dan Korea Utara beroperasi di kawasan Indo-Pasifik.

Meski para pejabat Korea Selatan menyatakan negaranya sudah memiliki kemampuan teknis membangun kapal selam besar, tantangan terbesar ada pada lokasi produksi dan transfer teknologi. Trump sempat menyebut pembangunan akan dilakukan di galangan kapal Philadelphia yang baru diakuisisi perusahaan Korea Selatan, Hanwha. Namun, Seoul menekankan keinginan agar pembangunan dilakukan di dalam negeri demi transfer teknologi dan dampak industri nasional.

Para ahli memperkirakan, meskipun mendapat persetujuan politik, Korea Selatan masih membutuhkan waktu setidaknya 10 tahun untuk benar-benar mengoperasikan kapal selam bertenaga nuklir. Proses ini juga berpotensi memicu perlombaan senjata di kawasan, terutama dengan reaksi keras dari Korea Utara dan kekhawatiran China terkait stabilitas regional.

Meski demikian, Seoul menilai langkah ini krusial untuk menjaga keseimbangan kekuatan di Asia Timur. Dengan ancaman bawah laut yang terus berkembang, rencana Korea Selatan berpotensi menjadi faktor penentu dalam dinamika keamanan Pasifik di masa depan.

Download WordPress Themes Free
Download Nulled WordPress Themes
Download WordPress Themes
Download WordPress Themes Free
lynda course free download
download redmi firmware
Download Best WordPress Themes Free Download
download udemy paid course for free
Tags: cobisnis.comKapalSelamNuklirKeamananPasifikMiliterKoreaSelatan

Related Posts

BNI Salurkan Bantuan Kemanusiaan ke Aceh, Dari Seragam Sekolah hingga Dukungan Trauma Healing

BNI Salurkan Bantuan Kemanusiaan ke Aceh, Dari Seragam Sekolah hingga Dukungan Trauma Healing

by Dwi Natasya
December 22, 2025
0

JAKARTA, Cobisnis.com – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI kembali menunjukkan komitmennya dalam membantu masyarakat terdampak bencana di...

Bank Mandiri

Bank Mandiri Rombak Jajaran Komisaris, Mantan Dirut Jadi Komut

by Iwan Supriyatna
December 22, 2025
0

JAKARTA, Cobisnis.com - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) kembali melakukan perombakan di jajaran komisaris setelah Rapat Umum Pemegang Saham...

Elon Musk Jadi Orang Pertama dengan Kekayaan 700 Miliar Dolar

Intip Profil Purnomo Prawiro, Sosok Co-Founder Blue Bird Group Holding

by Desti Dwi Natasya
December 22, 2025
0

JAKARTA, Cobisnis.com – Purnomo Prawiro dikenal sebagai salah satu tokoh penting di balik berdirinya dan berkembangnya Blue Bird Group Holding....

Elon Musk Jadi Orang Pertama dengan Kekayaan 700 Miliar Dolar

Siapa Sebenarnya Elon Musk? Ini Profil, Fakta Unik dan Deretan Bisnisnya

by Desti Dwi Natasya
December 22, 2025
0

JAKARTA, Cobisnis.com – Nama Elon Musk hampir selalu muncul setiap kali dunia membahas teknologi, inovasi, atau masa depan. Bagi sebagian...

Elon Musk Jadi Orang Pertama dengan Kekayaan 700 Miliar Dolar

Elon Musk Jadi Orang Pertama dengan Kekayaan 700 Miliar Dolar

by Desti Dwi Natasya
December 22, 2025
0

JAKARTA, Cobisnis.com – CEO Tesla, Elon Musk, mencetak sejarah baru sebagai orang pertama di dunia dengan total kekayaan menembus angka...

Load More
  • Trending
  • Comments
  • Latest
UEA Sudah Beri Rp815 Miliar, Tapi Kondisi Hutan Masih Seperti Sebelumya

UEA Sudah Beri Rp815 Miliar, Tapi Kondisi Hutan Masih Seperti Sebelumya

December 12, 2025
Alasan Jake Paul Bertarung Lawan Mantan Juara Dunia Kelas Berat Anthony Joshua

Alasan Jake Paul Bertarung Lawan Mantan Juara Dunia Kelas Berat Anthony Joshua

December 20, 2025
Bank Mandiri Segarkan Komisaris, Pertebal Pengawasan di Tengah Ekspansi

Bank Mandiri Segarkan Komisaris, Pertebal Pengawasan di Tengah Ekspansi

December 21, 2025
Indomie Jadi Brand Indonesia Paling Mendunia, Tembus 90 Negara

Indomie Jadi Brand Indonesia Paling Mendunia, Tembus 90 Negara

November 17, 2025
BNI Salurkan Bantuan Kemanusiaan ke Aceh, Dari Seragam Sekolah hingga Dukungan Trauma Healing

BNI Salurkan Bantuan Kemanusiaan ke Aceh, Dari Seragam Sekolah hingga Dukungan Trauma Healing

December 22, 2025
Bank Mandiri

Bank Mandiri Rombak Jajaran Komisaris, Mantan Dirut Jadi Komut

December 22, 2025
Elon Musk Jadi Orang Pertama dengan Kekayaan 700 Miliar Dolar

Intip Profil Purnomo Prawiro, Sosok Co-Founder Blue Bird Group Holding

December 22, 2025
Elon Musk Jadi Orang Pertama dengan Kekayaan 700 Miliar Dolar

Siapa Sebenarnya Elon Musk? Ini Profil, Fakta Unik dan Deretan Bisnisnya

December 22, 2025
">
  • Redaksi
  • Profil
  • Media Kit
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Cyber
  • Kontak

© Copyright 2025 Cobinis.com - All Right Reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi & Bisnis
  • Nasional
  • Industri
  • Lifestyle
  • Humaniora
  • Kesehatan & Olahraga
  • Startup Center
  • Foto
  • Youtube

© Copyright 2025 Cobinis.com - All Right Reserved